Cara Menginstal, Mengonfigurasi, dan Mengamankan Redis di Ubuntu

Redis adalah database in-memory yang digunakan untuk menyimpan data sementara sebagai cache untuk mengurangi beban server dan meningkatkan performa aplikasi. Redis juga merupakan message broker yang memfasilitasi aliran data antarlayanan.

Namun, karena banyaknya perintah dan parameter konfigurasinya, proses setup Redis bisa cukup membingungkan. Selain itu, software ini menyediakan beberapa utilitas yang bisa berbahaya kalau tidak digunakan dengan hati-hati.

Tenang, Anda tak perlu cemas. Di artikel ini, kami akan menjelaskan cara install Redis di Ubuntu, serta membagikan cara mengamankan dan mengelola software ini dengan benar sehingga Anda bisa menggunakannya tanpa masalah di VPS.

Persiapan Awal sebelum Menginstal Redis

Sebelum menginstal Redis, pastikan VPS Anda menjalankan Ubuntu karena langkah-langkahnya akan berbeda untuk sistem operasi Linux lainnya. Kemudian, sebaiknya gunakan Ubuntu 22.04 atau yang lebih baru karena versi lama mungkin menggunakan perintah yang berbeda.

VPS Anda juga harus memenuhi persyaratan sistem Redis untuk memastikan performa yang optimal. Selain itu, Anda harus sudah menginstal client PuTTY secure shell (SSH) di komputer, yang diperlukan untuk tersambung ke server. Atau, user Linux dan MacOS bisa menggunakan Terminal.

Apabila belum memiliki VPS, cobalah melihat-lihat paket VPS dari Hostinger. Anda bisa menggunakan SSH atau melalui Terminal browser bawaan untuk tersambung ke server dan mempermudah semua prosesnya.

Selain itu, paket kami memiliki alokasi resource hardware yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan. Anda bisa upgrade kapan saja dengan mudah hingga paket KVM 8, yang menawarkan 8 vCPU core yang canggih dan RAM 32 GB.

Cara Menginstal Redis di VPS Ubuntu

Setelah Anda menyelesaikan persiapan di atas, sekarang saatnya memulai tutorial menginstal Redis di VPS Ubuntu. Sebelumnya, buat koneksi ke server Anda menggunakan client SSH seperti PuTTY atau Terminal browser Hostinger.

Penting! Backup data VPS Anda dulu sebelum melanjutkan langkah-langkahnya untuk berjaga-jaga kalau terjadi error atau kesalahan konfigurasi.

1. Instal Server Redis

Pertama, buat superuser baru dan ubah peran ke user tersebut sebelum menginstal Redis, karena koneksi SSH menggunakan root secara default.

Tidak seperti user root, superuser akan meminta konfirmasi dulu sebelum menjalankan utilitas sehingga bisa meminimalkan potensi masalah akibat eksekusi perintah yang tidak disengaja.

Untuk membuat pengguna baru di Ubuntu, jalankan perintah berikut ini. Ganti your-username dengan nama akun yang Anda inginkan:

adduser your-username

Masukkan kata sandi pengguna dan informasi lainnya. Sekarang, berikan hak istimewa sudo pada akun tersebut untuk menjalankan perintah administratif:

usermod -a -G sudo your-username

Kemudian, alihkan peran ke pengguna yang baru dengan memasukkan perintah berikut:

su your-username

Masukkan cd untuk kembali ke home directory. Sekarang, mari mulai langkah-langkah penginstalan Redis dengan mengupdate repositori sistem untuk memastikan Anda menerima versi software terbaru:

sudo apt update

Setelah update selesai, jalankan perintah berikut ini untuk menginstal Redis. Tekan Y dan Enter saat diminta konfirmasi oleh command-line interface (CLI):

sudo apt install redis

Perhatikan bahwa ada paket redis-server dan redis di repositori Ubuntu. Keduanya akan menginstal software yang sama, jadi Anda bisa memilih yang mana pun untuk mendapatkan hasil yang sama.

Periksa versi client command-line Redis dengan memasukkan perintah berikut ini guna memastikannya dikonfigurasi dengan benar:

redis-cli --version

Apabila Terminal menampilkan nomor versi, artinya database sistem cache sudah terinstal dengan benar. Sekarang, tanyakan status layanan Redis untuk memastikan bahwa layanan tersebut berjalan dan aktif:

sudo systemctl status redis

Apabila Anda melihat status Redis disabled atau stopped, jalankan perintah berikut ini untuk memulainya secara manual:

sudo systemctl start redis

Sekarang, atur agar layanan Redis dimulai secara otomatis setelah reboot sistem menggunakan perintah berikut:

sudo systemctl enable redis

2. Konfigurasikan Redis

Redis memantau semua koneksi secara default, yang bisa menimbulkan risiko keamanan jaringan. Untuk memastikannya berjalan dengan benar dan aman, Anda perlu mengaitkan alamat IP yang diperlukan saja.

Apabila aplikasi web Anda dan Redis menggunakan server yang sama, kaitkan alamat localhost 127.0.0.1. Apabila menggunakan sistem lain untuk menghosting aplikasi Anda, tentukan alamat IP miliknya.

Untuk mengubah konfigurasi default, buka file redis.conf menggunakan editor teks seperti nano. Berikut perintahnya:

sudo nano /etc/redis/redis.conf

Cari baris yang menyatakan bind 127.0.0.1 ::1. Anda bisa menemukannya dengan cepat menggunakan shortcut Ctrl + W lalu memasukkan frasa yang dimaksud.

Ubah konfigurasi jaringan sesuai kebutuhan Anda. Apabila Anda perlu mengonfigurasi Redis agar tersambung ke beberapa antarmuka, cantumkan semua alamat IP-nya yang dipisahkan dengan spasi, seperti berikut ini:

bind 127.0.0.1 185.185.185.185 185.185.185.186

Pastikan untuk menghapus simbol hash (#) di awal baris. Kalau tidak, konfigurasi ini tidak akan diterapkan, dan Redis akan tetap memantau semua IP.

Penting! Jangan hapus alamat localhost dalam pengaturan binding karena akan diperlukan untuk pengujian.

Selain mengoptimalkan keamanan jaringan, lindungi client Redis dengan menerapkan autentikasi kata sandi. Untuk melakukannya, cari directive requirepass di bawah bagian SECURITY pada file redis.conf.

Hapus simbol hash untuk mengaktifkan directive dan ganti nilai default dengan kata sandi yang kuat seperti ini:

requirepass your-password

Setelah selesai, tekan Ctrl + X, Y, dan Enter untuk menyimpan pengaturan. Kemudian, mulai ulang layanan Redis untuk menerapkan perubahan tersebut menggunakan perintah berikut:

sudo systemctl restart redis

3. Periksa Fungsionalitas Redis

Setelah mengonfigurasi Redis, periksa koneksi database untuk memastikannya bekerja dengan benar sesuai konfigurasi Anda. Untuk melakukannya, masuk ke CLl Redis menggunakan perintah berikut:

redis-cli

Sekarang, cek apakah autentikasi kata sandi berfungsi. Gunakan perintah auth untuk melakukannya, dan ganti your-secure-password dengan nilai sebenarnya yang ditentukan dalam file konfigurasi Redis:

auth your-secure-password

CLI Redis akan mengembalikan pesan konfirmasi OK, yang berarti Anda sekarang bisa menjalankan perintah dalam database. Untuk mulai menggunakannya, lakukan uji konektivitas dengan mengirim data menggunakan perintah ping:

ping

Anda seharusnya akan melihat jawaban dengan pesan PONG. Kalau tidak, buka file konfigurasi Redis dan pastikan Anda mengaitkan alamat host lokal 127.0.0.1.

Selanjutnya, cek apakah cache Redis berfungsi dengan benar dengan mengirimkan pesan uji coba dan menampilkannya. Untuk melakukannya, masukkan perintah berikut ini:

set test "Redis is working"
get test

Redis akan menampilkan pesan yang Anda tentukan pada perintah pertama, yaitu “Redis is working.”

Meskipun pengujian cepat ini seharusnya sudah cukup untuk mengonfirmasi bahwa database berfungsi dengan baik, Anda juga bisa menjalankan perintah Redis lainnya kalau diperlukan. Setelah memastikan fungsionalitas Redis, Anda bisa keluar dari shell dengan memasukkan:

quit

4. Ganti Nama Perintah Berbahaya

Beberapa perintah Redis bisa memanipulasi atau menghapus entri database Anda secara permanen. Meskipun mungkin akan dibutuhkan untuk tugas-tugas tertentu, perintah ini bisa cukup berbahaya kalau pengguna yang tidak berwenang mendapatkan akses ke server Anda.

Karena ada banyak perintah yang berpotensi berbahaya, silakan baca dokumentasi Redis Access Control List untuk mempelajari perintah-perintah tersebut lebih lanjut. Berikut adalah beberapa yang paling umum beserta fungsinya:

  • FLUSHALL – menghapus semua key dan data di seluruh instance Redis Anda.
  • FLUSHDB – menghapus data dalam database saat ini. 
  • SHUTDOWN – mematikan server Redis tanpa menyimpan data.
  • DEL – menghapus satu atau beberapa key dari database Anda saat ini.
  • RENAME – mengganti nama key dalam database yang dipilih. 
  • SAVE – menyimpan dataset ke penyimpanan server sembari memblokir proses lain yang sedang berjalan. 

Untuk meningkatkan keamanan Redis, Anda bisa mengganti nama atau menonaktifkan perintah-perintah tersebut sesuai kebutuhan. Untuk melakukannya, buka file redis.conf menggunakan nano:

sudo nano /etc/redis/redis.conf

Scroll ke bawah ke bagian SECURITY dan tambahkan pengaturan untuk mengganti nama perintah. Anda bisa menggunakan nama apa pun, tapi sebaiknya gunakan frasa yang unik, mudah diingat, dan sulit ditebak.

Sebagai contoh, kami akan mengganti nama perintah FLUSHALL menjadi IWANTTO_FLUSHALL dan mengubah SHUTDOWN menjadi SHUTDOWN_MYDB dengan menyisipkan baris-baris berikut:

rename-command FLUSHALL IWANTTO_FLUSHALL 

rename-command SHUTDOWN SHUTDOWN_MYDB

Cukup tambahkan baris lagi dengan sintaksis yang sama untuk memodifikasi perintah lainnya. Untuk menonaktifkannya, gunakan tanda petik kosong sebagai nama baru. Sebagai contoh, pengaturan ini akan menonaktifkan FLUSHALL:

rename-command FLUSHALL ""

Simpan file dan mulai ulang Redis untuk menerapkan perubahan. Sekarang, mari periksa apakah Anda sudah berhasil mengganti nama atau menonaktifkan perintah tersebut dengan menjalankannya.

Pertama, jalankan redis-cli untuk mengakses shell database. Kemudian, masukkan perintah yang sudah diganti namanya menggunakan nama aslinya. Sebagai contoh, kami akan mengecek perintah FLUSHALL:

FLUSHALL

Apabila penggantian nama berhasil, Redis akan menampilkan pesan error yang mengatakan bahwa perintah tersebut tidak dikenal, seperti berikut:

Sekarang, jalankan perintah dengan menggunakan nama barunya. Redis seharusnya menampilkan output atau string kosong, tergantung pada perintah yang Anda coba. Sebagai contoh, FLUSHALL tidak akan menampilkan pesan konfirmasi apa pun setelah berhasil dijalankan.

5. Lakukan Maintenance Redis

Setelah menginstal Redis, lakukan maintenance rutin untuk memastikan performa dan keamanannya tetap terjaga. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  • Backup reguler – aktifkan fitur backup otomatis di web host untuk menyimpan data Redis Anda secara berkala. Selain itu, buat snapshot dataset secara teratur menggunakan perintah SAVE Redis.
  • Pemantauan server – pantau penggunaan memori server Redis Anda, penggunaan CPU, latensi, dan metrik performa lainnya untuk memastikan respons yang optimal. Anda bisa menggunakan tool seperti Prometheus atau Grafana
  • Update rutin – instal versi Redis baru saat dirilis menggunakan perintah apt update && apt upgrade untuk menerapkan perbaikan keamanan dan bug terbaru. 
  • Kontrol keamanan – aktifkan autentikasi kata sandi untuk CLI Redis, terapkan sertifikat SSL (secure sockets layer), dan konfigurasikan aturan firewall untuk melindungi port database. 
  • Analisis file log – periksa log peristiwa Redis secara rutin untuk segera mengidentifikasi tindakan atau perubahan yang tidak sah, yang mungkin membahayakan keamanan server Anda.

Bagi user pemula, langkah-langkah maintenance Redis di atas mungkin terlihat cukup rumit. Nah, apabila memerlukan bantuan untuk mengelola server, gunakan Kodee, asisten AI dari Hostinger untuk membantu menangani tugas-tugas tersebut.

Anda bisa membuat perintah dan instruksi untuk mengelola server menggunakan prompt singkat. Misalnya, Anda bisa menulis prompt, “Tolong buatkan cronjob yang menjalankan perintah SAVE di Redis setiap Senin pagi untuk menyimpan dataset.”

Kesimpulan

Dengan menginstal Redis di VPS, Anda bisa mengurangi beban server dan latensi untuk meningkatkan performa aplikasi Anda. Di artikel ini, kami sudah menjelaskan lima langkah untuk menginstal dan mengonfigurasi tool ini di Ubuntu melalui SSH:

  1. Instal Redis menggunakan package manager apt
  2. Konfigurasikan koneksi Redis dan autentikasi kata sandi.
  3. Masuk ke shell Redis dan periksa fungsi perintah-perintahnya.
  4. Ubah nama atau nonaktifkan perintah Redis yang berbahaya.
  5. Lakukan maintenance Redis dengan backup reguler dan audit log.

Karena Redis sangat kompleks, kami sarankan agar Anda membaca dokumentasinya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang fitur-fiturnya. Atau, Anda juga bisa menyimak tutorial VPS kami lainnya untuk mempelajari selengkapnya tentang pengelolaan server.

Tanya Jawab (FAQ) Cara Install Redis Ubuntu

Di bagian ini, kami akan menjawab beberapa pertanyaan tentang cara menginstal Redis di Ubuntu.

Apa Fungsi Redis?

Redis adalah database cache in-memory yang berfungsi untuk menyimpan sementara data aplikasi Anda. Redis mengurangi jarak antar-end point untuk mengurangi latensi, meminimalkan beban server, dan meningkatkan performa. Redis juga merupakan message broker yang mengoptimalkan aliran data antarlayanan. 

Bagaimana Cara Menginstal Redis Versi Tertentu?

Anda bisa menginstal Redis versi tertentu dari repositori resmi Ubuntu dengan menjalankan apt install redis-server=. Ganti placeholder angka dengan nilai sebenarnya. Anda juga bisa mendownload versi lain dengan menambahkan repositori pihak ketiga atau source code Redis.

Apakah Bisa Menginstal Redis Menggunakan Docker Container, Bukan Langsung di Ubuntu?

Tentu saja! Anda bisa menginstal Redis menggunakan Docker container dengan mengambil image Redis dari Docker Hub. Kemudian, Anda bisa mengelola Redis atau masuk ke shell dari luar container menggunakan perintah docker.

Author
Penulis

Faradilla A.

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.