Apa Itu Latency? Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Latency?
Latensi Jaringan atau Network Latency adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengirimkan paket data dari sisi pengirim ke penerima dan sebaliknya. Jadi, latensi yang rendah berarti hanya ada sedikit penundaan pada proses transfer data (lebih cepat), sedangkan latensi tinggi berarti penundaannya lebih lama (lebih lambat).
Kecepatan merupakan salah satu faktor terpenting untuk website apalagi bagi Anda yang punya bisnis. Sebab, loading yang cepat akan turut memaksimalkan SEO dan User Experience. Nah, agar loading website Anda melesat, latensi atau latency adalah hal penting yang harus jadi perhatian.
Di artikel ini, kami akan membantu Anda mempelajari lebih lanjut tentang apa itu latensi serta cara mempercepat website dengan mengurangi latensi jaringan (network latency).
Kami akan membahas faktor-faktor apa saja yang memengaruhi latency, serta cara memantau dan menguranginya. Selain itu kami juga akan menjelaskan penyebab tingginya latensi, dan menjelaskan perbedaan latency, throughput, serta bandwidth.
Yuk langsung mulai saja di bawah ini! Jangan lupa untuk membacanya sampai selesai, ya.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Latency
Di bagian ini, kami akan membahas hal-hal apa saja yang memengaruhi latensi, mulai dari jarak transmisi data hingga hardware dan software. Secara umum, hal-hal yang memengaruhi latency adalah:
Jarak
Yup, salah satu faktor paling signifikan yang memengaruhi latensi adalah jarak. Kecepatan koneksi bergantung pada jarak antara perangkat yang mengajukan permintaan dengan server web hosting yang memberikan respons. Semakin jauh jaraknya, semakin lama pula latensinya.
Contohnya, website yang dihosting di Singapura akan lebih cepat merespons permintaan dari user di Jakarta dibandingkan dengan user di Saudi Arabia. Ini dikarenakan jarak antara Singapura dan Indonesia yang lebih dekat daripada jarak Singapura dan Saudi Arabia.
Ukuran Halaman Web
Ukuran halaman web mencakup semua file yang ada di halaman, termasuk gambar, video, skrip, konten teks, kode, dan stylesheet.
Halaman web yang menyematkan (embed) konten dari website pihak luar atau memiliki konten dengan fitur yang berat seperti gambar besar dengan resolusi tinggi mungkin perlu waktu loading yang lebih lama.
Software dan Hardware yang Digunakan
Selain jarak dan ukuran halaman web, hardware dan software yang digunakan saat mentransfer data dari satu titik ke titik lainnya bisa memengaruhi network latency, loh. Contohnya mencakup media transmisi seperti kabel fiber optik, router, dan access point Wi-Fi.
Beberapa perangkat seperti load balancer, firewall, dan IPS (Intrusion Prevention Systems) juga bisa menjadi salah satu faktor ini. Sebab, setiap komponen yang terlibat dalam alur jaringan pasti memiliki batasannya sendiri.
Misalnya kabel fiber optik bisa mentransmisikan data dalam jarak yang lebih jauh dan dengan bandwidth lebih tinggi daripada kabel logam. Tapi, bentuknya yang ringan dan sangat tipis juga menjadikannya lebih rentan rusak.
Perbedaan Latency, Throughput, dan Bandwidth
Meskipun ketiganya saling berhubungan, sebenarnya latensi jaringan, throughput, dan bandwidth tidaklah sama.
Latensi adalah kecepatan proses transfer paket data dari klien ke server dan sebaliknya.
Throughput adalah jumlah data yang berhasil ditransfer melalui jaringan dalam jangka waktu tertentu. Perhitungannya dilakukan dengan mempertimbangkan latency.
Sementara itu, bandwidth adalah kapasitas volume data maksimum yang bisa ditransfer melalui jaringan pada waktu tertentu. Semakin lebar bandwidth, semakin banyak pula data yang dikirimkan di jaringan.
Untuk hasil transmisi data yang cepat dan efisien dengan throughput besar, Anda memerlukan bandwidth yang tinggi dan latensi jaringan rendah.
Bandwidth rendah dan latency yang rendah saja masih kurang ideal, karena walaupun data ditransmisikan hampir tanpa penundaan, jumlah data yang dikirimkan melalui jaringan (throughput) mungkin rendah.
Apa Penyebab Latency Tinggi?
Beberapa penyebab umum tingginya latency adalah:
- Error pada DNS. Web server yang tidak berjalan dengan baik bisa memperlambat jaringan atau bahkan menghalangi pengunjung untuk mengakses website Anda. Contoh masalah web server yang mungkin ditemui pengguna termasuk Error 404 dan Error 500.
- Masalah perangkat jaringan. Perangkat jaringan seperti router dan switch yang kehabisan kapasitas memori atau mengalami penggunaan CPU tinggi bisa menunda proses transfer data.
- Media transmisi yang buruk. Perusahaan harus memilih media transmisi dengan cermat karena kombinasi hardware dan software yang tidak kompatibel bisa menyebabkan latency tinggi.
- Memiliki lebih dari satu router. Menggunakan beberapa router bisa menjadi penyebab jaringan yang lambat, karena setiap kali paket data berpindah dari satu router ke yang lainnya, latency akan bertambah tinggi. Selain penundaan, hal ini juga bisa mengakibatkan hilangnya paket data (packet loss).
- Rencana routing yang tidak optimal. Agar proses transfer data menjadi lebih cepat, Anda perlu mengimplementasikan routing dinamis yang tepat. Ini adalah teknik menghitung kemungkinan jumlah rute yang bisa dilalui traffic data untuk ditransfer melalui jaringan sebelum memilih hasil terbaik.
- Pemformatan database back-end yang buruk. Database website dengan format yang buruk dan tidak dioptimasi bisa mengakibatkan latency tinggi. Penyebab umumnya bisa dari penggunaan indeks yang tidak tepat dan perhitungan yang rumit. Database yang tidak dioptimasi untuk berbagai jenis perangkat juga bisa memperlambat performa website.
- Kondisi lingkungan yang buruk. Angin besar, badai, atau hujan lebat bisa mengganggu sinyal wireless satelit sehingga memengaruhi koneksi internet dan menimbulkan masalah latensi.
- Masalah pada perangkat pengguna. Selain pada perangkat jaringan, memori atau RAM yang tidak mencukupi dan penggunaan CPU tinggi pada perangkat user juga bisa menyebabkan latency. Ditambah lagi kalau bandwidth user tidak mencukupi dan peralatan internetnya sudah keluaran lama, tentu saja ini bisa menyebabkan koneksi internet yang lambat.
Cara Memantau Latency
Nah, setelah Anda tahu apa itu latency dan penyebabnya, selanjutnya kami akan menjelaskan berbagai tool monitoring jaringan yang bisa Anda gunakan untuk menguji dan mengukur network latency.
Cara Menguji Latency Jaringan
Anda bisa mencoba tiga cara berikut untuk mengecek latency dan koneksi jaringan:
- Ping. Packet Inter-Network Groper atau Ping adalah perintah untuk memverifikasi validitas alamat IP tertentu beserta kapasitasnya untuk menangani permintaan. Dalam cara ping IP, perangkat akan mengirimkan paket data permintaan ICMP (Internet Control Message Protocol) ke host target melalui jaringan IP untuk kemudian menunggu balasan echo.
- Traceroute. Menggunakan command tracert atau traceroute, administrator jaringan bisa mengirim paket data melalui jaringan dan memantau jalur yang diambilnya. Command ini juga menunjukkan jumlah lompatan yang diambil untuk mencapai host dan durasi antar lompatan. Bahkan, traceroute juga bisa mengecek beberapa jalur sekaligus.
- My Traceroute (MTR). MTR adalah tool uji latency yang menggabungkan ping dan traceroute. Metode ini merupakan yang paling mendetail. MTR memberi tahu informasi real-time tentang lompatan, latensi, dan packet loss di sepanjang jalur jaringan.
Anda bisa melakukan metode pengujian latensi jaringan di atas menggunakan berbagai OS, termasuk Windows, Linux, dan macOS.
Cara Mengukur Latency Jaringan
Ada dua cara untuk mengukur latency, yaitu sebagai Round Trip Time atau Time to First Byte.
Round Trip Time (RTT) mengacu pada waktu yang dibutuhkan paket data untuk melakukan perjalanan dari klien ke server dan sebaliknya. Sedangkan Time to First Byte atau TTFB adalah lamanya waktu yang diperlukan server untuk mendapatkan byte data pertama setelah klien mengirim permintaan.
Satuan yang digunakan untuk mengukur latency adalah milidetik. Saat mengecek kecepatan website, kecepatan ini juga sering disebut ping rate. Makin rendah ping rate, berarti makin rendah pula latensinya.
Jaringan yang optimal biasanya memiliki ping rate rata-rata antara 50 sampai 100 milidetik. Nilai di bawah 50 dianggap sebagai ping rate yang baik. Sebaliknya, latency lebih dari 100 milidetik berarti pingnya cukup tinggi, biasanya berujung pada jaringan yang lemot.
Cara Mengatasi Latency Tinggi
Kali ini kami akan membantu Anda mempelajari cara mengatasi latency tinggi untuk memaksimalkan konektivitas jaringan.
Langsung saja, ini cara untuk mengatasi latency dan mempercepat loeading halaman:
Gunakan CDN
Content Delivery Network atau CDN adalah serangkaian server yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh dunia untuk membantu mempercepat pengiriman dan penyajian konten website.
CDN juga dikenal sebagai jaringan distribusi konten. Tanpanya, browser pengunjung akan langsung terhubung ke origin server, yaitu server asal atau komputer yang menghosting versi asli file website, lalu meminta konten darinya.
Seperti yang tadi dijelaskan bahwa jarak akan memengaruhi latensi jaringan, pengunjung yang berlokasi jauh dari origin server mungkin akan mengalami masalah dengan kecepatan loading website. Nah, CDN mampu membantu mengatasi masalah ini.
Server CDN akan menyimpan cache atau konten website dari origin server. Ketika pengunjung ingin mengakses website yang sama lagi, browser akan terhubung ke server CDN yang berada paling dekat dengan pengunjung, bukan ke origin server.
Jarak yang lebih pendek ini akan mengatasi masalah latency dan memungkinkan halaman web dimuat dengan lebih cepat bagi pengunjung.
Selain itu, CDN juga bisa membantu mendistribusikan traffic, mencegah kelebihan beban server, dan meningkatkan keamanan website. Belum lagi, CDN bisa menghemat konsumsi bandwidth yang menjadi masalah utama web hosting.
Kurangi Permintaan HTTP
Meskipun bisa menambah fungsionalitas website, salah satu penyebab utama tingginya latency adalah terlalu banyak skrip dan resource eksternal.
Saat Anda mereferensikan konten yang dihosting di server lain dan bukan di server Anda sendiri, browser akan mengirimkan permintaan HTTP eksternal. Ini bisa mencakup permintaan konten seperti file media atau JavaScript dan CSS.
Kecepatan transfer data untuk permintaan HTTP eksternal tergantung pada kualitas dan performa server pihak ketiga. Kalau server mengalami masalah, kemungkinan besar latensi akan meningkat dan mengganggu pengalaman pengguna website.
Selain itu, Anda bisa mempercepat loading halaman website dengan menerapkan cara optimasi website lainnya, seperti minify kode dan mengoptimalkan gambar.
Gunakan Teknik Pre-Fetching
Cara selanjutnya untuk mengurangi latensi adalah pre-fetching. Ketika mengerjakan coding website, developer bisa menyisipkan baris kode pre-fetching untuk memerintahkan browser memuat resource tertentu lebih dulu sebelum file-file website lainnya.
Nah, teknik pre-fetching memiliki tiga jenis utama, yaitu:
- Pre-fetching DNS. Saat pengunjung membuka sebuah halaman web, browser akan melakukan DNS lookup untuk link yang ada di halaman tersebut. Ketika pengunjung mengklik link yang sudah menggunakan pre-fetching DNS, mereka tidak perlu menunggu sampai DNS lookup selesai karena prosesnya sudah dilakukan.
- Pre-fetching link. Ini memungkinkan browser mendownload dokumen yang mungkin akan dibuka oleh user dalam waktu dekat. Contohnya nih, Anda sudah mengaktifkan pre-fetching untuk link gambar. Setelah selesai memuat halaman, browser akan melakukan pre-fetching gambar dari URL gambar, kemudian mendownload dan menyimpannya dalam cache.
- Pre-rendering. Proses ini merender seluruh halaman di latar belakang, bukan hanya mendownload resource penting untuk halaman tersebut saja. Hal ini dilakukan untuk mempercepat waktu loading apabila pengunjung mengklik link ke halaman yang sebelumnya sudah dirender.
Sejumlah mesin pencari seperti Google menggunakan teknik pre-fetching untuk menghadirkan UX design yang optimal.
Setelah memberikan daftar hasil pencarian berdasarkan istilah yang diketikkan pengguna, search engine akan melakukan pre-fetching halaman yang paling mungkin dikunjungi pengguna, biasanya hasil di urutan pertama atau kedua.
Kesimpulan
Latency adalah waktu yang dibutuhkan paket data untuk melakukan perjalanan dari perangkat klien ke server dan sebaliknya. Latensi yang lebih rendah menandakan konektivitas jaringan yang bagus, karena proses transmisi data dan loading website berarti lebih cepat.
Beberapa faktor yang memengaruhi latensi adalah jarak, ukuran halaman web, serta software dan hardware yang digunakan untuk transmisi. Untuk mengukur latensi, gunakan ping, traceroute, dan MTR (dalam milidetik). Nilai yang bagus adalah antara 50-100 milidetik.
Penyebab latency tinggi di antaranya mencakup error server DNS hingga masalah perangkat user. Cara mengatasi latency tinggi adalah dengan menggunakan CDN, mengurangi permintaan HTTP eksternal, dan menerapkan teknik pre-fetching dalam kode website.
Semoga artikel ini membantu Anda memahami lebih lanjut tentang apa itu latency dan cara mengatasinya untuk menjaga kecepatan website, ya. Kalau masih ada pertanyaan, jangan ragu untuk menyampaikannya lewat komentar!
Pertanyaan Umum Seputar Apa Itu Latency
Di bawah ini, kami akan menjawab beberapa pertanyaan umum seputar apa itu latensi jaringan.
Berapa Latency yang Bagus?
Latency yang bagus akan bergantung pada aktivitas Anda di internet. Umumnya, latency di bawah 100 milidetik sudah cukup bagus untuk browsing web biasa dan streaming.
Tapi untuk game online, Anda mungkin harus meminimalkan latensi sampai kurang dari 50 milidetik. Sebab, game online biasanya sangat mengandalkan kecepatan internet dan performa jaringan yang baik.
Apa Perbedaan Ping dan Latency?
Walaupun sering digunakan secara bergantian, sebenarnya ping dan latency adalah dua hal yang berbeda. Ping mengacu pada sinyal yang dikirim komputer ke komputer lain di jaringan yang sama,
sedangkan latensi adalah lamanya waktu yang dibutuhkan ping untuk kembali ke komputer yang pertama kali mengirimnya.