Apa Itu Firewall? Memahami Pengertian, Fungsi, dan Tips Mengoptimalkannya
Firewall adalah sistem penting yang berfungsi untuk menjaga keamanan jaringan. Saat diaktifkan, sistem ini akan menjadi pelindung yang bertugas untuk memantau dan mengontrol aliran akses data dalam jaringan.
Hasilnya, perangkat Anda akan terlindung dari ancaman online yang bisa merusak sistem atau mencuri data pribadi Anda. Namun, sebenarnya firewall itu apa, sih? Bagaimana cara kerjanya dalam mencegah serangan cyber?
Kali ini, kami akan membahas pengertian firewall, fungsinya, serta jenis-jenis firewall yang umum digunakan. Kami juga akan memberikan tips untuk memaksimalkan penggunaan firewall, jadi langsung simak saja artikelnya yuk!
Apa Itu Firewall?
Firewall merupakan sistem keamanan jaringan yang dirancang untuk melindungi perangkat pengguna dari akses yang tidak sah. Kalau diibaratkan, firewall berfungsi seperti pagar atau gerbang keamanan yang memantau siapa saja yang melintas.
Secara teknis, sistem ini memang bekerja untuk mengawasi data yang masuk atau keluar dari jaringan Anda. Firewall akan memeriksa tiap-tiapnya, lalu memastikan apakah data tersebut aman atau justru membawa virus atau malware.
Apabila mendeteksi hal-hal yang mencurigakan, firewall akan langsung memblokir data tersebut agar tidak masuk ke perangkat Anda.
Nah, firewall sendiri bisa berupa hardware yang memiliki fitur keamanan, atau software yang diinstal di perangkat Anda. Setiap jenis ini bekerja sesuai aturan yang sudah ditetapkan, seperti izin akses untuk website tertentu atau memblokir aplikasi tertentu.
Apabila Anda ingin mengetahui fungsi-fungsi firewall dalam mengamankan perangkat dan pengguna, mari lanjutkan ke bagian berikutnya di bawah ini.
Apa Fungsi Firewall?
Firewall memiliki beberapa fungsi penting sebagai sistem keamanan jaringan, seperti:
- Memberikan perlindungan dari ancaman cyber. Firewall mampu melindungi perangkat pengguna dari ancaman cyber dengan mengidentifikasi dan menghalau serangan jahat, seperti DDoS yang mengganggu kestabilan jaringan.
- Mencegah akses yang tidak sah. Sistem ini akan memfilter dan memblokir aktivitas yang mencurigakan dari pihak luar yang mencoba mengakses jaringan tanpa izin. Hal ini sangat berguna untuk mengamankan data Anda dari hacker atau ancaman cyber lainnya.
- Mengawasi traffic jaringan. Semua data di jaringan Anda akan diawasi oleh firewall. Setiap data yang melewatinya akan diperiksa untuk memastikan tidak ada ancaman yang tersembunyi, seperti virus atau malware.
- Mencegah kebocoran data. Selain paket data yang masuk ke jaringan, aliran data keluar juga akan diperiksa untuk memastikan bahwa hanya data yang aman saja yang bisa dikirim ke luar jaringan.
- Membantu mengontrol akses internal. Firewall bisa membantu mengelola akses dalam jaringan Anda sendiri. Misalnya, Anda bisa menetapkan aturan agar hanya pengguna tertentu saja yang diizinkan mengakses sistem utama jaringan, yang berguna di lingkungan kantor atau perusahaan.
- Mengatur penggunaan bandwidth. Anda bisa mengontrol penggunaan bandwidth melalui firewall dengan membatasi aplikasi atau layanan tertentu. Langkah ini akan memastikan penggunaan bandwidth yang efisien dan mencegah penyalahgunaan untuk aktivitas yang tidak penting.
Jadi, firewall tidak hanya berperan sebagai “tembok pengaman” jaringan Anda, tapi juga sebagai pengawas yang memantau dan mengelola setiap akses data yang terjadi.
Anda pun bisa memastikan bahwa setiap data yang melintas di jaringan Anda sudah mematuhi aturan keamanan yang diterapkan.
Cara Kerja Firewall
Saat memantau dan mengontrol aliran data, ada beberapa tahap yang dilakukan oleh firewall dalam menjalankan tugasnya. Untuk membantu Anda memahaminya, berikut adalah penjelasan cara kerja firewall:
- Firewall memantau aliran data. Firewall memantau semua paket data yang masuk dan keluar di jaringan Anda. Setiap paket data ini berisi informasi seperti alamat IP sumber dan tujuan, nomor port, serta protokol yang digunakan.
- Aturan keamanan mulai diterapkan. Berdasarkan informasi dalam paket data tersebut, firewall kemudian menerapkan aturan keamanan yang sudah ditentukan. Misalnya, kalau ada paket data dari sumber yang tidak dikenal atau menggunakan port yang tidak diizinkan, firewall akan memblokirnya.
- Paket data akan difilter. Setelah menerapkan aturan keamanan, firewall akan memutuskan apakah paket data diizinkan atau ditolak. Pada tahap ini, firewall akan menggunakan metode filtering yang meliputi:
- Packet filtering. Metode ini memeriksa header paket data untuk menentukan apakah paket tersebut sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
- Stateful inspection. Menganalisis status koneksi untuk memastikan bahwa paket data berasal dari koneksi yang valid.
- Proxy service. Bertindak sebagai penengah antara pengguna dan resource yang diakses sehingga data tidak langsung masuk ke jaringan internal.
- Firewall mengambil keputusan. Setelah menyelesaikan tahap penyaringan paket data, firewall akan menetapkan keputusan berikut:
- Allow. Paket data diizinkan untuk diteruskan ke tujuannya.
- Deny. Menolak paket data, yang kemudian diblokir dan tidak diteruskan.
- Limit. Mengizinkan penerusan paket data, tapi dengan batasan tertentu seperti kecepatan transfer.
- Mencatat dan memantau data. Terakhir, firewall akan mencatat semua aktivitas data, termasuk paket yang diblokir atau diizinkan. Anda bisa mengecek log ini untuk melihat apakah ada anomali, atau untuk mendeteksi ancaman serupa di lain waktu.
Semua tahap di atas membantu memastikan sistem Anda terlindung dari ancaman eksternal. Selain itu, firewall juga akan melakukan proses serupa untuk memantau paket data yang dikirim ke luar jaringan Anda.
Dengan begitu, paket data yang sekiranya mengandung informasi sensitif tidak akan ditransfer, mengurangi risiko terjadinya serangan cyber akibat data sensitif yang bocor.
Jenis-Jenis Firewall
Ada beberapa jenis firewall yang umum digunakan saat ini menurut implementasi dan cara kerjanya. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Hardware Firewall
Hardware firewall adalah firewall berbentuk fisik yang terpisah dari perangkat yang dilindunginya. Biasanya, perangkat ini terletak di antara jaringan internal dan internet, yang berfungsi untuk mengamankan seluruh jaringan.
Cara kerjanya mirip seperti router, tapi lebih rumit karena jenis firewall ini bisa memfilter data berdasarkan aturan tertentu. Hardware firewall juga bisa mengamankan banyak perangkat sekaligus sehingga banyak digunakan oleh perusahaan.
2. Software Firewall
Software firewall langsung terinstal di perangkat yang dilindunginya, seperti komputer atau server. Pengguna bisa menetapkan aturan khusus untuk aplikasi tertentu, atau membatasi akses port tertentu agar hanya program tepercaya saja yang bisa berjalan.
Jenis firewall ini biasanya lebih fleksibel sehingga cocok untuk satu perangkat atau jaringan kecil. Contohnya adalah Windows Defender Firewall, yang sudah terinstal di sistem operasi Windows.
3. Packet-filtering Firewall
Packet-filtering firewall memfilter data berdasarkan alamat IP sumber, tujuan, port, dan protokol. Firewall jenis ini bekerja dengan memeriksa header setiap paket data, kemudian hanya mengizinkan paket yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Namun, karena data diperiksa pada tingkat paket, firewall jenis ini kurang optimal dalam mendeteksi ancaman kompleks meskipun bisa bekerja lebih cepat.
Packet-filtering firewall bisa ditemukan pada router yang menerapkan Access Control List (ACL). Router bisa diatur agar mengizinkan traffic HTTP dari port default (80), tapi memblokir koneksi FTP dari port 21.
4. Circuit-level Gateway
Circuit-level gateway bekerja dengan memeriksa koneksi antarperangkat untuk memastikan komunikasi yang aman. Berbeda dengan jenis lainnya, firewall ini lebih difokuskan untuk memantau sesi koneksi guna memastikan bahwa koneksi tersebut bukanlah sesi berbahaya.
Firewall ini cocok untuk jaringan yang membutuhkan kecepatan dan stabilitas, karena proses pengecekan tidak dilakukan satu-satu untuk setiap paket data.
5. Stateful Inspection Firewall
Stateful inspection firewall bekerja dengan mengawasi seluruh sesi koneksi dan memblokir aktivitas yang mencurigakan.
Bisa dibilang, jenis firewall ini adalah gabungan dari packet-filtering firewall dan circuit-level gateway yang mampu memeriksa status koneksi. Jenis firewall ini mampu membedakan paket yang aman dan paket yang berpotensi berbahaya.
6. Proxy Firewall
Seperti proxy server pada umumnya, jenis firewall ini berfungsi sebagai jembatan antara jaringan internal dan internet.
Ketika perangkat mengirimkan permintaan data keluar, proxy firewall akan menanganinya dan meneruskannya ke jaringan eksternal dengan menyamarkan IP perangkat.
Oleh karena itu, jenis firewall ini cocok untuk jaringan yang memerlukan privasi ketat, seperti layanan keuangan atau pemerintahan.
7. Next-generation Firewall (NGFW)
Next-generation firewall (NGFW) adalah firewall canggih yang memiliki mekanisme keamanan paling lengkap. Jenis firewall ini menerapkan pemeriksaan paket data yang ketat, deteksi ancaman, serta sistem pencegahan serangan sekaligus.
Selain itu, NGFW juga bisa memeriksa status koneksi, mendeteksi malware, dan menganalisis aplikasi.
Jenis firewall ini paling cocok untuk perusahaan yang membutuhkan keamanan tingkat lanjut untuk menghalau serangan yang lebih canggih, serta melindungi seluruh sistem dengan konfigurasi yang bisa diatur sesuai kebutuhan.
8. Cloud Firewall
Cloud firewall menerapkan sistem perlindungan melalui layanan berbasis cloud tanpa perangkat fisik sehingga lebih fleksibel dan bisa diakses dari mana saja.
Firewall jenis ini mampu memberikan perlindungan dengan cepat sesuai kebutuhan. Biasanya, cloud firewall digunakan untuk mengamankan aplikasi web dan layanan cloud sehingga cocok untuk perusahaan yang menggunakan layanan berbasis cloud.
Di Hostinger, kami menyediakan fitur cloud-based firewall yang bisa Anda dapatkan secara gratis dengan paket VPS untuk melindungi server Anda dari berbagai ancaman tanpa mengganggu performanya.
Firewall VPS Hostinger bekerja dengan memblokir traffic yang tidak sah sebelum mencapai server, sekaligus menyediakan konfigurasi yang mudah dari satu dashboard sehingga Anda bisa mengelola aturan keamanan server tanpa perlu repot.
Untuk mengaktifkannya di VPS Anda, cukup akses hPanel lalu pilih server yang Anda maksud, kemudian buka bagian Keamanan → Firewall.
Setelah itu, pilih Tambahkan firewall dan beri nama konfigurasi baru Anda. Klik Edit melalui menu titik tiga di samping nama firewall tersebut, lalu masukkan aturan firewall Anda sesuai kebutuhan.
Kalau sudah, pilih Tambahkan aturan, dan konfigurasi firewall Anda pun akan langsung diterapkan.
Tips untuk Mengoptimalkan Penggunaan Firewall
Untuk memastikan firewall Anda berfungsi optimal, kami punya beberapa tips yang bisa Anda terapkan. Dengan konfigurasi yang tepat, firewall tidak hanya akan melindungi jaringan Anda dari bahaya eksternal, tapi juga menjaga efisiensinya.
Berikut beberapa tips untuk memaksimalkan firewall jaringan Anda:
- Cek dan perbarui aturan firewall secara rutin. Periksa dan konfigurasikan ulang aturan firewall secara berkala untuk mencegah ancaman terbaru. Hapus aturan lama yang sudah tidak relevan agar tidak mengganggu performa jaringan.
- Kombinasikan dengan antivirus. Meskipun sudah ada firewall, sebaiknya Anda tetap mengaktifkan software antivirus dan antimalware untuk memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh.
- Periksa log firewall dari waktu ke waktu. Amati log firewall untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan atau percobaan akses yang tidak sah guna meminimalkan potensi ancaman dan menanganinya dengan lebih cepat.
- Gunakan VPN untuk koneksi remote. Apabila perlu mengakses data internal dari luar jaringan, kombinasikan firewall dengan VPN agar hanya pengguna sah saja yang bisa mengakses data tersebut.
- Uji coba aturan firewall secara berkala. Lakukan simulasi serangan untuk mengecek apakah aturan firewall Anda sudah efektif dalam menghalaunya, dan apakah ada celah keamanan yang perlu diperbaiki.
Tips-tips di atas akan membantu memastikan firewall Anda selalu bekerja optimal dalam menjaga keamanan jaringan, dan memberikan perlindungan yang menyeluruh bagi perangkat maupun data Anda.
Kesimpulan
Firewall adalah tool keamanan penting yang menghalau akses mencurigakan dan melindungi data dari ancaman eksternal. Dengan memahami fungsi dan cara kerja berbagai jenis firewall, Anda pun bisa meningkatkan keamanan online Anda dengan lebih optimal.
Selain itu, untuk mengoptimalkan penggunaannya, Anda juga bisa memantau log aktivitas dan memperbarui pengaturan firewall secara rutin. Langkah ini akan membantu memaksimalkan efektivitas firewall dan melindungi data Anda dengan lebih baik.
Apabila berencana membuat website yang membutuhkan keamanan tingkat lanjut, Anda bisa menggunakan VPS Hostinger. Paket kami sudah dilengkapi cloud-based firewall untuk memantau dan melindungi jaringan Anda sepanjang waktu.
Mari online lebih aman dengan mengaktifkan firewall di jaringan dan website Anda!
Tanya Jawab (FAQ) Apa Itu Firewall
Di bagian ini, kami akan menjawab beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang firewall.
Apa Perbedaan Firewall dan Antivirus?
Firewall adalah sistem yang bekerja dengan memantau aliran data antara perangkat dan jaringan untuk mencegah akses yang tidak sah, serangan cyber, dan dan mengontrol jaringan. Namun, firewall tidak bisa mendeteksi virus atau malware yang sudah masuk ke perangkat. Sementara itu, antivirus berfungsi untuk mendeteksi, menghapus, dan mencegah virus atau malware seperti trojan dan ransomware dari file, lampiran email, atau aplikasi, termasuk yang sudah berhasil masuk ke sistem.
Apa yang Terjadi kalau Tidak Menggunakan Firewall?
Tanpa firewall, perangkat Anda akan lebih rentan terhadap potensi kejahatan cyber, seperti pencurian data, akses dari pengguna yang tidak berwenang, hingga disusupi oleh hacker. Lebih parahnya lagi, hal tersebut juga bisa membahayakan keamanan diri Anda, apalagi kalau informasi pribadi Anda berhasil dicuri. Oleh karena itu, pastikan Anda selalu mengaktifkan firewall untuk melindungi perangkat dan diri Anda.
Jenis Firewall Apa yang Paling Aman?
Sebenarnya, tidak ada jenis firewall yang 100% aman dan mampu melindungi perangkat Anda dari berbagai jenis serangan cyber karena sistem ini dirancang untuk beberapa tujuan spesifik. Jadi, Anda tetap harus menambahkan lapisan keamanan lainnya, seperti antivirus dan VPN untuk melindungi data dan akses jaringan Anda secara lebih maksimal.