Apa itu Laravel: fitur utama, contoh penggunaan, dan kelebihannya
Laravel adalah framework aplikasi web yang dirancang untuk mempermudah proses pengembangan web. Dengan starter kit yang lengkap, framework ini mudah digunakan, bahkan untuk pemula.
Meskipun pada dasarnya Laravel adalah framework back-end, Anda bisa menggunakannya untuk pengembangan full-stack dalam PHP, membuat sistem front-end React atau Vue, dan sebagai API back-end.
Mau tahu lebih lanjut? Di artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu Laravel, contoh penggunaan, manfaat, dan perbandingan Laravel dengan program serupa. Baca sampai selesai yuk!
Cara kerja Laravel
Laravel mengikuti pola desain Model-View-Controller (MVC). Pola ini memisahkan logika aplikasi menjadi tiga komponen utama:
- Model – Mengelola data dan logika bisnis.
- View – Menangani tampilan atau lapisan presentasi.
- Controller – Bertindak sebagai penghubung antara model dan view, memproses input pengguna, lalu menampilkan respons.
Mari pahami gambaran umum cara kerja komponen-komponen tersebut di Laravel dan menghubungkannya dengan sistem serta modul lain.
Ketika pengguna mengakses URL, Laravel mengarahkan permintaan tersebut ke metode controller yang sesuai menggunakan sistem routing. Controller kemudian bekerja dengan model untuk mengambil data yang diperlukan dan mengirimkannya ke view untuk ditampilkan kepada pengguna.
Anda bisa menambahkan fungsi middleware ke route guna menangani tugas tertentu, seperti mencatat aktivitas untuk proses debug atau menampilkan halaman maintenance sebelum permintaan mencapai controller.
Selanjutnya, Laravel memiliki fitur migration yang menyediakan sistem kontrol versi untuk struktur database. Dengan fitur ini, Anda bisa mendokumentasikan dan membagikan perubahan database dengan mudah.
Terakhir, Laravel memiliki fitur keamanan bawaan untuk melindungi aplikasi dari ancaman umum, seperti SQL injection dan XSS (cross-site scripting).
Fitur-fitur ini ditambahkan pada berbagai bagian, seperti middleware untuk perlindungan CSRF dan Eloquent untuk pencegahan SQL injection.
Fitur-fitur inti Laravel
Laravel memiliki berbagai fitur unggulan yang membuatnya menjadi salah satu framework PHP yang paling populer. Berikut adalah beberapa fitur utamanya:
Arsitektur MVP
Laravel mendukung arsitektur Model-View-Presenter (MVP), variasi dari Model-View-Controller (MVC), yang berfokus pada pembuatan antarmuka pengguna.
Sebagai contoh, pola MVP bisa digunakan dalam aplikasi Android, seperti layar login:
- Model – berisi logika untuk memvalidasi kredensial pengguna.
- View – menampilkan formulir login dan pesan error.
- Presenter – menerima input pengguna dari view, memvalidasinya menggunakan model, lalu memperbarui view dengan hasilnya.
Pemisahan logika bisnis dari UI ini menjadikan kodenya lebih independen, bisa diuji, dan bisa dikelola.
Artisan CLI
Artisan CLI adalah command-line interface Laravel yang digunakan untuk mengotomatiskan tugas-tugas berulang serta menyediakan alur kerja pengembangan yang konsisten.
Artisan bisa menghasilkan struktur kode dasar, mempermudah pembuatan komponen MVC, meningkatkan konsistensi, dan mengurangi coding manual. Sistem manajemen database Artisan juga berjalan dengan Eloquent ORM untuk mengelola data dan skema database guna memastikan kelancaran operasi database.
Selain itu, Anda bisa memulai server pengembangan lokal yang menyediakan sistem pengujian aplikasi dengan hasil yang bisa dilihat secara real-time.
Di samping itu, CLI ini memiliki sistem bawaan untuk menentukan dan menjadwalkan tugas-tugas rutin sehingga Anda tidak perlu melakukannya secara manual. Artisan juga bisa mengalihkan aplikasi ke mode maintenance guna membatasi akses ke fitur yang belum siap.
Berikut adalah beberapa perintah yang bisa Anda gunakan di Artisan:
– menampilkan semua perintah Artisan yang tersedia.php artisan list
:php artisan serve:
– memulai server pengembangan.php artisan make:model ModelName:
– membuat model Eloquent baru.php artisan make:controller ControllerName:
– menghasilkan controller baru.php artisan migrate:
– menjalankan migrasi database.php artisan db:seed:
– mengisi database dengan data pengujian.php artisan down:
– mengaktifkan mode maintenance pada aplikasi.php artisan up:
– menonaktifkan mode maintenance pada aplikasi.
Opsi bantuan juga tersedia untuk menjelaskan semua argumen dan opsi dari perintah yang diberikan. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan php artisan help migrate
untuk melihat detail perintah migrasi.
Eloquent ORM
Eloquent ORM (Object-Relational Mapping) adalah sistem bawaan Laravel untuk berinteraksi dengan database menggunakan metode yang didasarkan pada objek (object-oriented).
Setiap tabel database memiliki model Eloquent yang sesuai, yang mewakili struktur datanya.
Dengan Eloquent, Anda bisa melakukan operasi CRUD (Create, Read, Update, Delete) dengan lebih mudah. Selain itu, Eloquent mendukung penentuan relasi antar tabel, seperti one-to-many atau many-to-many sehingga pengelolaan data menjadi lebih efisien.
Eloquent juga menyediakan antarmuka untuk membuat query database.
Anda bisa menggunakan Eloquent dalam pengembangan seperti berikut:
- Membuat model menggunakan perintah Artisan, misalnya
php artisan make:model User
. - Mengambil data, menyisipkan data baru, memperbarui data yang sudah ada, dan menghapus data.
- Mengelola hubungan yang kompleks sehingga lebih mudah untuk mengambil data terkait.
Sistem template Blade
Blade adalah sistem pembuatan template Laravel yang canggih, dirancang untuk membantu developer membuat template yang dinamis dan bisa digunakan kembali.
Sistem ini mempermudah pembuatan halaman web dengan menyediakan syntax ekspresif dan fitur-fitur seperti pewarisan template atau pembuatan bagian.
Sistem ini menggunakan directive, yaitu instruksi khusus yang diawali dengan simbol @. Directive ini berfungsi untuk mengontrol alur logika template, yang mempermudah penulisan kode PHP dalam view dengan menyediakan syntax yang bersih dan mudah dibaca.
Mari lihat beberapa contoh tata letak berikut ini:
<!-- resources/views/layouts/app.blade.php --> <html> <head> <title>App Name - @yield('title')</title> </head> <body> @section('sidebar') This is the master sidebar. @show <div class="container"> @yield('content') </div> </body> </html>
Contoh di atas berisi markup HTML serta directive @section
dan @yield
. Directive @section
mendefinisikan bagian konten, sedangkan directive @yield
digunakan untuk menampilkan konten dari bagian tertentu.
Kemudian, contoh berikut ini membuat directive @datetime($var)
yang memformat $var
yang diberikan, dalam hal ini adalah DateTime
:
<?php namespace App\Providers; use Illuminate\Support\Facades\Blade; use Illuminate\Support\ServiceProvider; class AppServiceProvider extends ServiceProvider { /** * Register any application services. */ public function register(): void { // ... } /** * Bootstrap any application services. */ public function boot(): void { Blade::directive('datetime', function (string $expression) { return "<?php echo ($expression)->format('m/d/Y H:i'); ?>"; }); } }
Contoh penggunaan Laravel
Keserbagunaan dan efisiensi Laravel membuatnya menjadi pilihan populer untuk berbagai macam proyek web. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:
1. Fathom Analytics
Fathom Analytics adalah platform analisis web yang dibuat menggunakan Laravel. Platform ini menyediakan data yang mendetail tanpa mengorbankan privasi pengguna, cocok menjadi alternatif Google Analytics.
Arsitektur MVC Laravel bisa digunakan untuk mengembangkan aplikasi web yang dinamis dan responsif seperti ini. Rute bisa dilindungi dan dimodifikasi menggunakan middleware, yang membantu meningkatkan keamanan dan fungsionalitas.
2. Treblle
Treblle adalah platform API Ops yang membantu tim engineering dan DevOps dalam membuat, mengirim, dan mengelola API berbasis REST secara efisien.
Platform ini terintegrasi dengan Laravel melalui SDK khusus, tapi juga mendukung banyak bahasa lain dalam pembuatan API. Treblle menyederhanakan seluruh siklus penggunaan API dengan pemantauan real-time, dokumentasi yang dibuat secara otomatis, analisis, dan beberapa fitur keamanan.
Eloquent ORM dan sistem perutean Laravel yang cerdas mempermudah pengembangan API, menjadikannya pilihan utama untuk layanan back-end dan platform pembuatan program seperti Treblle.
3. Platform e-Commerce
Laravel juga cocok untuk membuat platform e-Commerce. Contohnya adalah Bagisto, framework open-source yang menyediakan semua fitur penting untuk membuat toko online, termasuk dukungan untuk beberapa vendor atau mata uang.
Kemudian, ada juga Aimeos, yang menerapkan metode API-first untuk membuat toko online dan marketplace dengan fitur lengkap. Aimeos dikenal berkat kemudahannya untuk diatur sesuai kebutuhan dan dukungan komputasi cloud.
4. Statamic
Struktur Laravel yang independen juga mendukung pengembangan solusi CMS yang bisa disesuaikan. Contohnya adalah Statamic, CMS fleksibel yang dibuat menggunakan Laravel dengan sistem flat-file, yang berarti tidak bergantung pada database kecuali kalau diperlukan.
Statamic bisa memanfaatkan berbagai mode sesuai kebutuhan pengguna. CMS ini juga bisa menyajikan konten dinamis dengan PHP dan Laravel, menghasilkan website statis, atau menyediakan konten melalui API untuk sistem headless.
Dalam mode headless, Statamic memisahkan front-end dari back-end sehingga developer bisa menggunakan teknologi front-end pilihannya tanpa harus bergantung pada back-end.
Keuntungan menggunakan Laravel
Menggunakan Laravel untuk mengembangkan website memiliki beberapa keuntungan berkat berbagai fitur bawaannya.
Contohnya, arsitektur MVC Laravel memisahkan logika bisnis, tampilan, dan pengelolaan data dengan jelas sehingga basis kodenya lebih tertata dan mudah dikelola.
Selain itu, arsitektur ini memungkinkan tim developer mengerjakan berbagai komponen aplikasi secara bersamaan, yang membantu meningkatkan produktivitas dan mengurangi potensi konflik.
Artisan CLI Laravel juga mengotomatiskan tugas-tugas rutin seperti pembuatan kode boilerplate, migrasi database, dan data seeding. Dengan fitur ini, developer bisa menghemat waktu, meningkatkan produktivitas, dan meminimalkan risiko error manual selama pengembangan.
Kemudian, Eloquent ORM mempermudah interaksi dengan database melalui metode object-oriented. Developer bisa menangani data dalam database sebagai objek PHP tanpa perlu menulis kueri SQL yang kompleks sehingga pengelolaan data menjadi lebih praktis.
Terakhir, menggunakan Blade, Anda bisa membuat template yang dinamis dan bisa digunakan kembali. Template ini mempermudah kode untuk dibaca, digunakan, dan dikelola sehingga proses pembuatan aplikasi web bisa menjadi lebih cepat dan terstruktur.
Perbandingan Laravel dengan framework lain
Laravel lebih populer dibandingkan dengan framework PHP lainnya karena syntaxnya yang mudah dipahami, fiturnya yang lengkap, dan ekosistemnya yang luas.
Berikut perbandingan Laravel dengan framework aplikasi web populer lainnya:
Laravel vs Symfony
Laravel dan Symfony sama-sama merupakan framework PHP yang canggih, tapi pengguna sering kali lebih memilih Laravel karena kemudahan dan kecepatannya untuk pengembangan.
Laravel menyediakan syntax yang intuitif serta serangkaian fitur bawaan seperti Artisan CLI, Eloquent ORM, dan Blade yang mempermudah proses pengembangan. Dengan fitur-fitur tersebut, developer bisa membuat aplikasi web yang kompleks dengan lebih cepat dan efisien.
Di sisi lain, Symfony menyediakan desain yang mudah disesuaikan dan fleksibel sehingga cocok untuk proyek jangka panjang yang kompleks. Namun, hal ini mungkin justru membuat Symfony lebih sulit dipelajari dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk disiapkan.
Laravel vs CodeIgniter
Laravel sering dianggap lebih unggul daripada CodeIgniter karena fitur-fiturnya yang beragam dan metode pengembangan yang modern.
CodeIgniter unggul dalam hal kemudahan dan performanya yang cepat, namun tidak memiliki beberapa fitur canggih yang ada di Laravel.
Laravel memiliki ekosistem yang luas dengan paket dan dukungan komunitas yang besar, menyediakan berbagai materi dan solusi untuk membantu para developer.
Selain itu, Laravel juga memiliki sistem keamanan yang baik, dengan perlindungan bawaan terhadap masalah umum. Fitur yang lengkap ini menyediakan semua hal yang Anda butuhkan untuk membuat website atau aplikasi web dari awal sampai selesai.
Laravel vs Yii
Komunitas Laravel yang besar dan aktif menjadi salah satu keunggulan utamanya, yang menyediakan berbagai paket, tool, dan resource untuk mendapatkan bantuan.
Hal ini membuat Laravel cocok untuk aplikasi yang kompleks dan kebutuhan fungsionalitas kustom, bersama dengan berbagai tool dan ekstensi yang bisa meningkatkan produktivitas.
Yii, di sisi lain, dikenal karena kecepatan dan performanya yang efisien. Framework ini cukup ringan dan sederhana sehingga lebih cocok untuk aplikasi kecil hingga menengah dengan kebutuhan yang tidak terlalu banyak.
Namun, kesederhanaan ini mungkin justru menjadi batasan untuk proyek yang lebih kompleks dan membutuhkan fitur canggih atau fleksibilitas tambahan.
Kesimpulan
Laravel adalah framework aplikasi web PHP yang dirancang untuk mempermudah proses pengembangan web. Framework ini menerapkan metode Model-View-Controller (MVC) untuk menjalankan proses pengembangan secara bersamaan, memisahkan logika aplikasi web ke dalam tiga komponen utama: model, view, dan controller.
Apabila dibandingkan dengan pesaingnya, Laravel menyediakan rangkaian tool yang lebih lengkap dengan sistem bawaan yang sangat berguna untuk kebutuhan pembuatan aplikasi.
Laravel cocok untuk mengembangkan aplikasi web dinamis, API, platform e-Commerce, dan solusi CMS yang bisa disesuaikan.
Ekosistemnya luas dan terintegrasi dengan banyak teknologi back-end dan front-end, serta memiliki komunitas yang aktif dan dokumentasi yang lengkap sehingga framework ini menjadi salah satu yang paling populer di antara para developer.
Tanya jawab (FAQ) apa itu Laravel
Apakah Laravel mudah dipelajari?
Laravel mudah dipelajari kalau Anda memiliki pemahaman dasar tentang framework PHP dan MVC. Dokumentasi dan tutorial yang lengkap serta komunitas yang aktif membuatnya mudah diakses oleh pemula. Namun, untuk menguasai fitur-fitur tingkat lanjut, Anda mungkin perlu lebih banyak waktu dan latihan.
Apakah Laravel back-end atau front-end?
Pada dasarnya, Laravel adalah framework back-end. Framework ini mampu menangani tugas-tugas sisi server dengan baik, seperti manajemen database, perutean, autentikasi, dan pengembangan API. Namun, Laravel juga bisa digunakan dalam solusi full-stack ketika dikombinasikan dengan teknologi front-end, seperti React atau Vue.
Apakah Laravel dan PHP sama?
Tidak, Laravel dan PHP tidaklah sama. PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk pengembangan web, sedangkan Laravel adalah framework yang ditulis dalam PHP. Laravel menyediakan tool dan fitur umum untuk mempermudah dan meningkatkan pengembangan PHP, seperti perutean, autentikasi, dan manajemen database.