Cara Kompres Video Tanpa Menurunkan Kualitasnya + Rekomendasi Tools

Metode kompresi bisa memperkecil ukuran file video tanpa menurunkan kualitasnya. Selain menghemat ruang penyimpanan, cara ini juga mengurangi penggunaan bandwidth dan beban hardware, terutama untuk platform streaming self-hosted.

Video yang ukurannya lebih kecil bisa dirender dengan cepat sehingga lebih mudah diakses, terutama saat koneksi internet sedang lambat. Hal ini akan sangat berguna kalau Anda sering mengupload video di platform streaming.

Nah, kali ini, kami akan menjelaskan cara kompres video tanpa menurunkan kualitasnya. Kami juga akan membagikan tips seputar mengompres video, serta cara upload video yang sudah dikompres ke server streaming sendiri. Tanpa berlama-lama lagi, yuk simak selengkapnya!

Kompres video adalah proses mengurangi ukuran file video tanpa menurunkan kualitasnya secara signifikan. Beberapa metode yang bisa digunakan yaitu mengubah format video, menyesuaikan bitrate, atau memotong durasinya. File video yang lebih kecil tidak hanya menghemat ruang penyimpanan, tapi juga mengurangi penggunaan bandwidth dan penggunaan daya hardware sehingga performa hardware dan server streaming bisa tetap optimal.

Cara Mengompres Video tanpa Menurunkan Kualitasnya

Langsung saja, di bagian ini kami akan membahas beberapa cara kompres video yang bisa Anda coba untuk mengurangi ukuran file tanpa kehilangan kualitasnya.

Pilih Format Video yang Tepat

Format video bisa sangat memengaruhi ukuran file karena codec yang digunakan untuk proses kompresi dan dekompresi data visual akan berbeda-beda. Jadi, Anda harus memilih format yang tepat untuk menyeimbangkan ukuran file dengan kualitas video.

Namun, perubahan format ini bisa memengaruhi kompatibilitas video karena beberapa pemutar media mungkin tidak mendukungnya. Selain itu, mengonversi video ke format yang tingkat kompresinya lebih tinggi bisa menyebabkan hilangnya data secara permanen.

Berikut rekomendasi format video yang umum digunakan, lengkap dengan codec dan penggunaannya:

  • MP4 dengan H.264 – menghasilkan kualitas terbaik dengan tingkat kompresi yang cukup rendah. Cocok untuk streaming dan menyajikan konten sesuai permintaan karena didukung oleh sebagian besar perangkat.
  • HEVC dengan H.265 – menyediakan tingkat kompresi yang lebih tinggi tapi kualitasnya sedikit lebih rendah daripada MP4. Direkomendasikan untuk mengarsipkan video atau streaming ke perangkat yang lebih baru.
  • WebM – memiliki tingkat kompresi yang paling tinggi dengan kejernihan yang paling rendah. Cocok untuk menayangkan video di server dengan spesifikasi minimum, tapi kurang ideal untuk pengarsipan karena kualitasnya yang kurang bagus.

Anda bisa mengubah format video menggunakan pemutar media seperti VLC. Namun, sebaiknya gunakan aplikasi kompres video seperti FFmpeg atau HandBrake karena menyediakan pengaturan yang lebih lengkap.

Dengan aplikasi ini, Anda bisa menyesuaikan bitrate, codec, framerate, dan resolusi untuk menentukan tingkat kompresi video sesuai kebutuhan. Kami akan membahas pengaturannya nanti di bagian rekomendasi tool.

Ubah Bitrate Video

Bitrate adalah jumlah data yang diproses per detik oleh pemutar media saat memutar video, yang diukur dalam bps (bits per second). Data ini mencakup informasi visual seperti warna, kecerahan, dan gerakan dalam video.

Meskipun video Anda memiliki resolusi tinggi, bitrate yang terlalu rendah bisa menyebabkan munculnya kotak-kotak dalam video, atau tampilannya terlihat berpiksel. Di sisi lain, bitrate yang terlalu tinggi akan membuat ukuran video terlalu besar, yang bisa menyebabkan buffering atau lag saat diputar.

Beberapa platform streaming juga membatasi ukuran file video dengan bitrate tinggi karena boros resource. Beberapa pengaturan bitrate yang direkomendasikan oleh platform streaming populer adalah:

  • YouTube Live – mendukung bitrate video antara 3 Mb/detik hingga 35 Mb/detik dan bitrate audio 120 Kb/detik.
  • Facebook Live – menyarankan bitrate video 3 Mb/detik hingga 6 Mb/detik ditambah bitrate audio 128 Kb/detik.
  • Twitch – merekomendasikan bitrate video antara 3 Mb/detik hingga 6 Mb/detik, dengan bitrate audio maksimum 160 Kb/detik.

Namun, pengaturan ini bisa bervariasi tergantung pada format file dan codec yang digunakan. Anda bisa menyesuaikan bitrate menggunakan aplikasi pemutar media atau software kompres video.

Apabila file output menunjukkan adanya masalah visual, sebaiknya render ulang file menggunakan aplikasi editor video.

Sesuaikan Resolusi Video

Resolusi adalah ukuran dimensi video dalam piksel. Semakin tinggi resolusi video, semakin banyak detail yang ditampilkan sehingga ukurannya menjadi lebih besar.

Meskipun menurunkan resolusi video bisa memengaruhi kualitasnya, dampaknya terkadang tidak terlalu terlihat untuk penggunaan tertentu.

Misalnya, kalau sebagian besar audiens Anda menonton video di HP, perbedaan kualitas video 720p dan 4K mungkin tidak begitu tampak. Begitu juga saat Anda menggunakan platform dengan fitur kompresi bawaan, seperti YouTube.

Sebaiknya gunakan resolusi 1080p karena kualitas video akan tetap tajam tapi ukuran filenya relatif lebih kecil. Resolusi ini juga paling umum digunakan di perangkat modern, serta kompatibel dengan sebagian besar platform.

Anda bisa mengatur resolusi video menggunakan software editing atau aplikasi kompres video. Namun ingat, setelah video dikonversi ke resolusi yang lebih rendah, Anda tidak bisa mengembalikan detail yang hilang karena beberapa data visualnya sudah dihapus secara permanen.

Persingkat Durasi dan Kurangi Frame Video

Memotong durasi video adalah cara paling mudah untuk mengurangi ukuran file tanpa mengorbankan kualitasnya. Dengan menghapus bagian yang tidak penting, Anda juga bisa meningkatkan efisiensi proses encoding video.

Untuk memangkas bagian video yang tidak diperlukan, Anda bisa menggunakan aplikasi edit video seperti Adobe Premiere atau DaVinci Resolve. Namun, kalau semua bagiannya termasuk penting, metode ini mungkin kurang praktis.

Solusinya, Anda bisa menghapus frame duplikat yang muncul akibat proses pengeditan atau encoding format tertentu. Meski begitu, harap diperhatikan bahwa metode ini tidak selalu relevan karena tidak semua video memiliki frame yang berulang.

Cara yang paling efektif adalah dengan menurunkan framerate, yaitu mengurangi jumlah gambar yang ditampilkan per detik dalam video. Metode ini bisa dilakukan dengan menghapus frame tertentu secara selektif sembari memperhatikan agar video tidak terlihat ‘terpotong’.

Anda bisa menurunkan framerate menggunakan aplikasi kompres video seperti HandBrake atau merender ulang video menggunakan software editing dengan pengaturan yang berbeda.

Pastikan jumlah frame per detik (FPS) tidak diatur terlalu rendah karena akan membuat video terlihat lag. Gunakan setidaknya 24 FPS, yang merupakan frame rate standar untuk TV dan film.

Rekomendasi Aplikasi Kompres Video Terbaik

Ada banyak aplikasi yang bisa Anda gunakan untuk menyesuaikan pengaturan video agar ukuran filenya menjadi lebih kecil tanpa menurunkan kualitasnya.

Berikut adalah beberapa aplikasi edit video yang kami rekomendasikan, lengkap dengan kelebihan dan contoh penggunaan terbaiknya.

1. VLC Media Player

VLC adalah software pemutar media gratis dan open-source yang memiliki fitur konversi bawaan. Dengan VLC, Anda bisa mengubah berbagai pengaturan video, seperti mengonversi format file serta mengubah bitrate, framerate, dan codec untuk mengurangi ukuran file.

tampilan vlc media player menunjukkan fitur untuk kompres video

Untuk mengompres video menggunakan VLC, buka aplikasi ini lalu pilih MediaConvert/Save. Klik Add, pilih video yang ingin dikompres, kemudian klik tekan Convert/Save. Klik ikon kunci pas di menu Settings, dan Anda bisa mulai menyesuaikan konfigurasi video sesuai kebutuhan.

Berkat kemudahan penggunaannya, Anda bisa memanfaatkan VLC untuk mengompres video dengan cepat tanpa harus melakukan banyak penyesuaian. Aplikasi ini juga tersedia di berbagai platform, termasuk Windows, macOS, Linux, dan Android.

2. HandBrake

HandBrake adalah transcoder video gratis yang dikenal berkat kemudahannya dan opsi penyesuaiannya yang beragam. Aplikasi ini menyediakan fitur kompresi tingkat lanjut, seperti encoding Constant Rate Factor (CRF), yang membantu menyeimbangkan ukuran dan kualitas video secara lebih efisien.

tampilan aplikasi handbrake untuk mengompres video

Anda juga bisa menggunakan preset untuk menerapkan pengaturan kompresi tertentu pada banyak file sekaligus. Selain itu, HandBrake mendukung pemrosesan batch sehingga bisa mengompres seluruh video dalam galeri dengan lebih cepat dan mudah.

Untuk menggunakan HandBrake, pilih file video dan preset pengaturan yang Anda inginkan. Klik Browse untuk memilih folder tujuan, sesuaikan pengaturan kalau perlu, lalu klik Start.

3. FFmpeg

FFmpeg adalah transcoder video berbasis perintah yang tidak memiliki tampilan grafis (GUI). Meskipun mungkin agak sulit bagi pemula, FFmpeg sangat efisien untuk mengompres file media secara langsung di sistem remote seperti VPS.

Selain pengaturan yang sangat lengkap, FFmpeg mendukung kompresi video real-time untuk live streaming. Kemudian, karena mendukung hardware acceleration dan multi-threading, aplikasi ini sangat berguna ketika digunakan dengan VPS yang canggih, misalnya paket KVM 8 dari Hostinger.

Namun, proses penginstalan dan kompresi video menggunakan FFmpeg akan memerlukan perintah. Nah, Anda bisa menggunakan Kodee, tool VPS AI kami, untuk membuat perintah tanpa perlu repot. Cukup masukkan prompt seperti, “Buatkan perintah untuk menginstal FFmpeg di VPS Ubuntu.”

4. DaVinci Resolve

Apabila Anda memutuskan untuk mengedit dan memotong durasi video guna memperkecil ukurannya, DaVinci Resolve dari Blackmagic bisa menjadi pilihan yang tepat.

Tidak seperti kebanyakan software editing lainnya, aplikasi ini menyediakan versi gratis dengan fitur kompresi yang cukup canggih. Apabila membutuhkan efek visual yang lebih lengkap, koreksi warna, dan performa yang lebih baik, Anda bisa upgrade ke DaVinci Resolve Studio.

tampilan homepage davinci resolve untuk mengedit video

Untuk mengurangi ukuran video menggunakan DaVinci Resolve, buka file video Anda dengan memilih FileImportMedia. Potong bagian yang tidak diperlukan melalui menu Cut, lalu klik Deliver setelah selesai. Pilih pengaturan, lokasi, dan nama render yang diinginkan, lalu klik Export.

Namun, karena fiturnya yang sangat lengkap, DaVinci Resolve mungkin membutuhkan banyak resource dan cukup sulit untuk digunakan. Aplikasi ini lebih cocok kalau Anda juga ingin mengedit video dengan berbagai pengaturan, bukan hanya mengompresnya.

5. FreeConvert

FreeConvert adalah aplikasi kompres video online yang menyediakan fitur untuk mengurangi ukuran file dengan mengubah resolusi, bitrate, codec, dan CRF video. Aplikasi ini juga bisa menyesuaikan pengaturan secara otomatis berdasarkan ukuran file target Anda.

Meskipun menyediakan banyak pengaturan, Anda hanya bisa memilih 6 format file dan 2 codec yang tersedia. Aplikasi ini mendukung ukuran file hingga 1 GB dengan durasi maksimum lima menit. Anda perlu upgrade ke versi berbayar kalau memerlukan lebih banyak resource.

tampilan website freeconvert untuk kompres video online

Untuk mengompres video secara online di aplikasi ini, cukup upload file, sesuaikan pengaturan lainnya di bagian bawah, lalu klik tombol Compress Now!. Karena berbasis web, FreeConvert mungkin akan lebih lambat dibandingkan dengan software yang diinstal di komputer.

Tips Terbaik saat Mengompres Video

Untuk menjaga kualitas video tetap optimal dan meningkatkan efisiensi proses kompresi, Anda bisa mencoba menerapkan beberapa tips di bawah ini.

Jaga Kualitas Audio

Selain kualitas gambar dan frame, proses kompres video juga bisa memengaruhi kualitas audio. Saat mengatur profil kompresi, pertimbangkan faktor seperti bitrate, codec, dan format audio agar suaranya tetap jernih.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sample rate dan bit depth, yang menentukan seberapa detail audio Anda. Agar kualitas dan ukurannya tetap seimbang, Anda bisa menggunakan MP3 atau AAC dengan bit depth 16-bit dan sample rate 44,1 kHz.

Hindari menurunkan spesifikasi audio kalau file yang Anda olah sudah pernah dikompres. Sebab, file yang sudah beberapa kali dikompres bisa kehilangan kualitasnya secara signifikan. Solusinya, gunakan kembali trek audio asli dengan aplikasi editing seperti DaVinci Resolve.

Aktifkan Automasi dan Pemrosesan Batch

Apabila ada banyak file video yang perlu dikompres, Anda mungkin akan memerlukan waktu yang lama untuk memprosesnya satu per satu. Selain itu, pengaturan yang diterapkan mungkin menjadi tidak konsisten.

Untuk menghindari masalah ini dan mempercepat prosesnya, buat profil kompresi yang bisa diterapkan pada setiap video. Dalam hal ini, Anda bisa memanfaatkan fitur pemrosesan batch di aplikasi HandBrake.

Kalau menggunakan FFmpeg, Anda bisa membuat bash script untuk mengompres video secara otomatis setiap kali file diupload ke server. Skrip ini bisa memproses beberapa file sekaligus hanya dengan satu perintah.

Gunakan Bitrate Variabel (VBR)

Bitrate variabel (VBR) melakukan encoding data video secara dinamis dengan menerapkan bitrate yang berbeda-beda di sepanjang video. Metode ini membantu menjaga kualitas video, karena setiap adegan akan menggunakan bitrate yang tepat.

Sebaliknya, proses encoding dengan bitrate tetap (CBR) menggunakan nilai yang sama untuk seluruh durasi video. Jadi, mungkin akan muncul kotak-kotak yang mengganggu pada adegan yang memiliki data visual kompleks, seperti gerakan cepat atau elemen rumit.

Tahukah Anda?

Confetti sering dianggap sebagai efek yang rumit dalam video karena banyaknya elemen, warna, kontras, dan gerakan yang muncul. Adegan semacam ini biasanya menimbulkan tampilan yang berpiksel karena ada lebih banyak data yang perlu dirender dengan baik per detiknya.

VBR lebih baik dalam mempertahankan kualitas video dengan mengalokasikan bitrate yang berbeda berdasarkan kerumitan adegan. Hasilnya, tidak ada data yang berlebih dalam setiap adegan sehingga ukuran file video bisa lebih kecil.

Namun, ukuran file dengan encoding VBR tidak bisa diprediksi dan akan sangat bervariasi.

Di samping itu, encoding CBR bisa lebih cepat karena pemutar media tidak perlu menganalisis kerumitan visual dan menyesuaikan bitrate video sehingga lebih cocok untuk sistem yang spesifikasinya tidak terlalu tinggi.

Cek Kualitas dan Optimalkan Video

Setelah mengompres video, cek lagi kualitasnya secara menyeluruh untuk memastikan hasilnya sudah sesuai keinginan Anda. Langkah ini sangat penting karena output yang dihasilkan bisa berbeda-beda, terutama kalau pengaturannya tidak konsisten.

Selain itu, proses ini memastikan bahwa video yang sudah dikompres tetap bisa diputar di berbagai aplikasi dan software. Dari sini, Anda bisa mengevaluasi ulang profil yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang seimbang antara kualitas, ukuran, dan performa video.

Kalau Anda melakukan live streaming dengan kompresi FFmpeg, uji kualitasnya dengan melakukan siaran pribadi. Untuk membatasi akses publik, atur firewall agar hanya mengizinkan koneksi dari alamat IP Anda.

Cara Upload File Video ke Server Streaming

Setelah mengecilkan ukuran file video, Anda bisa menguploadnya ke VPS (Virtual Private Server) untuk keperluan arsip atau untuk ditayangkan di layanan streaming Anda.

Ada beberapa cara untuk melakukannya. Di Linux, Anda bisa menyinkronkan file dari komputer lokal ke server remote menggunakan perintah rsync melalui Terminal. Kalau lebih menyukai tampilan grafis (GUI), Anda bisa menggunakan aplikasi SFTP (secure file transfer protocol) seperti FileZilla.

Untuk memudahkan pengelolaan file, beri nama setiap video dengan jelas dan konsisten, misalnya season_judulepisode_nomorepisode.MP4. Sebagai contoh, Anda bisa memberi nama video pertama Anda dengan format 1_Video Keren untuk Reels_1.MP4.

Tips Berguna

Untuk mengupload beberapa video sekaligus dengan cepat, gabungkan file-file tersebut menjadi satu file ZIP. Setelah selesai mentransfernya ke VPS, ekstrak file ZIP tersebut di server Anda.

Selain itu, backup file secara rutin untuk mengamankan konten video Anda kalau terjadi serangan cyber atau kesalahan teknis. Apabila menggunakan paket VPS dari Hostinger, Anda bisa menikmati fitur backup mingguan gratis untuk mengamankan data dan menyimpan snapshot untuk mempermudah proses restore file.

Pastikan juga Anda selalu menerapkan prosedur keamanan VPS yang tepat guna menjaga kelengkapan data Anda. Beberapa langkah penting yang bisa dilakukan antara lain adalah membatasi izin file, menginstal SSL, dan menerapkan aturan firewall yang tepat.

Kemudian, sebaiknya aktifkan CDN (Content Delivery Network) agar salinan file video Anda disimpan di beberapa server sehingga bisa disajikan dari lokasi yang paling dekat dengan audiens. Hal ini bisa membantu mengurangi latensi, meringankan beban server, dan menghemat bandwidth.

Kesimpulan

Metode kompresi yang tepat akan memperkecil ukuran file Anda tanpa menurunkan kualitasnya secara signifikan sehingga bisa menghemat ruang penyimpanan dan resource. Salah satu cara yang paling umum adalah mengonversinya ke format lain dengan tingkat kompresi yang lebih tinggi, seperti MP4.

Anda juga bisa mengompres file video dengan menurunkan resolusinya, mengubah bitrate, atau memotong konten yang tidak perlu. Aplikasi seperti HandBrake atau VLC bisa membantu Anda dalam proses ini, dan ada juga FFmpeg untuk mengompres video di server secara real-time untuk streaming.

Selama mengompres video, pastikan kualitas audionya tetap terjaga dengan memilih bitrate, format, dan bit depth yang tepat. Agar lebih efisien, gunakan pemrosesan batch di HandBrake atau buat bash script untuk mengotomatiskan FFmpeg saat mengompres beberapa video.

Setelah video dikompres, beri nama file dengan jelas, lalu upload ke VPS menggunakan SFTP client seperti FileZilla. Aktifkan backup otomatis untuk melindungi data Anda, dan gunakan CDN untuk meningkatkan performa server.

Tanya Jawab (FAQ) Cara Kompres Video Tanpa Mengurangi Kualitasnya

Bagian ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum mengenai cara kompres file video tanpa kehilangan kualitasnya.

Apa Format Video Terbaik untuk Mengompres Video HD?

MP4 biasanya lebih disukai untuk mengompres video agar tetap HD karena codec yang efisien dan kompatibilitasnya yang baik dengan hampir semua pemutar media. Namun, format yang paling optimal akan berbeda-beda tergantung pada preferensi dan penggunaan Anda.

Bagaimana agar Video Tetap Jernih setelah Dikompres?

Agar video tetap jernih setelah dikompres, gunakan bitrate yang lebih tinggi dan codec yang efisien. Misalnya, konversi video Anda ke format MP4 dengan bitrate H.264 dan 3 Mbps. Selain itu, pertahankan resolusinya di 1080p agar video tetap terlihat terlihat tajam saat diputar di berbagai perangkat.

Apa Format Video yang Tepat untuk Streaming Video?

Pertimbangkan spesifikasi hardware server Anda, performa jaringan, dan perangkat audiens Anda. Apabila memiliki server dengan spesifikasi tinggi, alokasi bandwidth yang besar, dan koneksi internet yang cepat, gunakan MP4 karena memiliki kualitas yang paling baik. Selain itu, gunakan ekstensi yang lebih efisien dengan tingkat kompresi yang lebih tinggi, seperti HVEC.

Apa Solusinya kalau Kualitas Video Menurun setelah Dikompres?

Anda harus mengompres ulang video asli menggunakan pengaturan yang berbeda atau merendernya ulang dari awal. Anda tidak bisa mengompres ulang file yang sudah diolah meskipun dengan spesifikasi yang lebih tinggi, karena beberapa data visualnya sudah dihapus secara permanen. Jadi, pastikan untuk selalu menyimpan file aslinya sebagai cadangan.

Author
Penulis

Faradilla A.

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.