Cara Membuat Infografis yang Menarik dan Efektif untuk Berbagai Tujuan
Infografis bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan informasi. Selain lebih mudah dipahami oleh audiens, infografis juga membantu meningkatkan brand awareness dan mendatangkan traffic.
Dengan infografis, semua informasi penting bisa dirangkum secara singkat dalam elemen visual sehingga lebih mudah untuk disajikan di berbagai media. Baik untuk pemasaran, edukasi, maupun media sosial, infografis membantu menyebarkan informasi dengan lebih cepat.
Tapi, bagaimana cara membuat infografis yang efektif? Tenang, di artikel ini, kami akan membagikan langkah-langkah membuat infografis untuk berbagai tujuan, baik bagi pemula maupun profesional. Mari simak selengkapnya di bawah ini!
Cara Membuat Infografis yang Menarik
Tanpa berlama-lama lagi, berikut adalah 7 langkah membuat infografis yang efektif untuk tujuan edukasi, pemasaran, maupun menyampaikan informasi.
1. Tentukan Tujuan dan Target Audiens
Langkah pertama dalam membuat infografis adalah merumuskan hal-hal yang akan disampaikan dan memahami siapa yang akan menjadi audiens Anda. Proses ini akan menjadi landasan utama dalam menentukan gaya visual dan isi infografis Anda.
Misalnya, untuk tujuan edukasi, Anda bisa fokus pada penyajian data yang jelas dan informatif. Apabila tujuannya adalah pemasaran atau promosi, tampilkan data yang relevan dalam format visual yang menarik perhatian dan mudah dipahami.
Selanjutnya, lakukan analisis untuk mengenali audiens Anda. Sebagai contoh, infografis untuk audiens profesional mungkin memerlukan informasi teknis atau data statistik yang mendalam.
Sementara itu, bagi audiens pemula atau masyarakat umum, gunakan bahasa yang sederhana dan visual yang mudah dipahami.
Dengan menentukan tujuan dan memahami target audiens di awal, Anda bisa memilih elemen desain, skema warna, dan narasi visual yang tepat. Nantinya, infografis Anda pun akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan intinya dan mencapai tujuannya.
2. Mulai Kumpulkan dan Analisis Data
Setelah menentukan tujuan dan audiens, berikutnya Anda bisa mulai mengumpulkan data yang relevan dan tepercaya.
Data ini akan menjadi elemen inti dalam infografis Anda. Oleh karena itu, pilihlah sumber data yang kredibel dan pastikan semua informasinya akurat. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda melakukan proses ini:
- Temukan sumber data yang tepercaya. Dapatkan data dari sumber yang kredibel, seperti laporan resmi, survei, atau publikasi industri yang sesuai dengan topik infografis Anda.
- Pastikan data up-to-date. Data terbaru memastikan relevansi informasi yang Anda sampaikan dan meningkatkan kepercayaan audiens terhadap informasi yang Anda sajikan.
- Fokus pada poin-poin utama. Pilihlah data yang mendukung pesan inti dalam infografis Anda. Hindari menambahkan terlalu banyak data yang justru bisa mengaburkan informasi utama.
- Cari pola atau tren menarik. Perjelas elemen angka yang bisa mendukung pernyataan Anda atau tren unik yang bisa memperjelas poin utama infografis Anda.
- Sederhanakan data yang kompleks. Susun ulang informasi yang rumit agar lebih mudah dicerna, seperti mengubah data numerik menjadi diagram atau ikon visual.
Dengan mengikuti tips di atas, Anda bisa menyusun infografis yang informatif, singkat, dan relevan bagi audiens.
3. Pilih Jenis Infografis yang Tepat
Setiap jenis infografis memiliki karakteristik dan fungsi idealnya sendiri. Jadi, penting untuk memilih jenis infografis yang tepat karena akan menentukan seberapa efektif pesan Anda disampaikan kepada audiens.
Pastikan juga format visual yang dipilih mampu mencerminkan jenis informasi yang disajikan sehingga infografis Anda tidak hanya menarik, tapi juga bisa dicerna dengan mudah oleh audiens.
Berikut beberapa jenis infografis yang populer beserta contoh penggunaannya:
Infografis statistik
Jenis infografis ini paling cocok untuk data numerik atau statistik, yang perlu menekankan angka-angka dengan jelas. Infografis statistik biasanya menggunakan grafik, diagram lingkaran, atau diagram batang untuk menyajikan data penting.
Anda bisa memilih infografis statistik untuk menunjukkan hasil survei pelanggan, data penjualan, atau analisis tren pasar. Menggunakan jenis infografis ini, Anda menyediakan cara bagi audiens untuk menangkap informasi kuantitatif dengan cepat.
Infografis timeline
Infografis timeline menampilkan urutan peristiwa secara kronologis. Jenis infografis ini efektif untuk menceritakan sejarah topik atau perkembangan tertentu, misalnya tren teknologi dari waktu ke waktu, tahapan penyelesaian proyek, atau pencapaian perusahaan.
Selain itu, infografis timeline juga sering digunakan dalam pendidikan untuk menggambarkan perjalanan sejarah. Dengan menunjukkan urutan waktu, audiens Anda pun bisa memahami perubahan atau kemajuan yang terjadi dengan lebih mudah.
Infografis proses
Infografis proses membantu menjelaskan serangkaian langkah atau alur kerja. Data dalam infografis ini biasanya disajikan secara berurutan untuk memandu audiens menyelesaikan proses tertentu, misalnya dalam bentuk tutorial, panduan produk, atau prosedur bisnis.
Contohnya, Anda bisa membuat infografis proses untuk menunjukkan langkah-langkah pendaftaran aplikasi. Infografis ini memudahkan audiens mengikuti instruksi tertentu karena setiap langkah sudah terstruktur dengan jelas.
Infografis perbandingan
Jenis infografis ini menampilkan perbandingan dua atau lebih item untuk menunjukkan keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Jenis ini cocok untuk membantu audiens membuat keputusan, misalnya membandingkan produk, layanan, atau opsi lainnya.
Sebagai contoh, Anda bisa membuat infografis ini untuk membandingkan layanan berbayar dan gratis, atau spesifikasi dua produk. Dengan menyajikan data dalam dua kolom atau bagian yang terpisah, audiens bisa menganalisis data perbandingan secara lebih mudah.
Infografis peta atau lokasi
Ketika data memiliki kaitan geografis, infografis peta bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menyampaikan informasi Anda. Misalnya, Anda bisa membuat peta yang menunjukkan berbagai lokasi pusat data layanan Anda atau data demografi di suatu area.
Infografis jenis ini cocok untuk audiens yang perlu memahami konteks geografis dalam data, seperti statistik populasi atau tingkat penggunaan layanan di berbagai negara. Dengan peta yang terstruktur, audiens bisa memahami pola atau distribusi data dalam visual yang lebih mudah dicerna.
Infografis hierarki
Infografis hierarki cocok untuk menunjukkan struktur atau susunan informasi berdasarkan tingkat atau prioritas tertentu. Jenis ini sering digunakan untuk menunjukkan struktur organisasi, hierarki ide, atau peta konsep.
Misalnya, sebuah perusahaan bisa menggunakan infografis ini untuk menampilkan hierarki manajemen atau struktur tim. Jenis infografis ini membantu audiens memahami urutan atau tingkatan dalam data yang disajikan, yang menunjukkan peran atau hubungan antarbagian.
4. Susun Struktur dan Alur Informasi
Setelah menentukan jenis infografis, sekarang saatnya Anda menyusun struktur dan alur informasi yang akan disajikan.
Struktur yang baik akan membantu audiens mengikuti cerita yang Anda sampaikan dan memahami datanya dengan lebih mudah. Anda bisa mulai dengan membuat kerangka sederhana yang mengatur informasi dalam urutan yang logis dan intuitif.
Nah, untuk mempermudah prosesnya, Anda bisa mengikuti tips-tips dari kami berikut ini:
- Kelompokkan informasi sesuai tema. Kelompokkan data dan informasi secara relevan. Kategorikan informasi dalam tema tertentu untuk memudahkan audiens mengikuti alur infografis Anda. Contohnya, untuk topik yang berkaitan dengan fitness, buat kategori seperti tujuan latihan, pola makan, dan jenis latihan.
- Buat urutan yang logis. Susun informasi dari yang paling umum ke yang lebih spesifik, atau dari masalah yang dihadapi lalu ke solusinya. Metode berurutan ini membantu menciptakan alur yang jelas dan logis, terutama bagi pembaca baru sehingga mereka bisa memahami informasi Anda tanpa kebingungan.
- Gunakan pengantar yang menarik. Curi perhatian audiens dengan pengantar yang singkat namun memikat. Selain memperkenalkan topik Anda, pengantar juga memberikan konteks tentang informasi utama yang akan mereka pelajari dari infografis Anda.
- Tandai poin utama dengan poin atau nomor. Gunakan poin-poin atau nomor untuk menekankan hal-hal penting. Strategi ini membantu audiens mengingat informasi utama dengan lebih mudah, sekaligus membuat infografis Anda lebih rapi dan mudah dibaca.
- Sisipkan transisi yang jelas. Gunakan frasa transisi untuk setiap bagian agar alur informasi Anda tetap mudah diikuti. Dengan begitu, audiens tidak akan merasa bingung saat berpindah dari satu bagian ke bagian lainnya.
- Akhiri dengan ringkasan atau kesimpulan. Pada akhir infografis, sertakan kesimpulan yang merangkum poin-poin utama infografis Anda dan memberikan gambaran tentang pesan inti yang bisa diambil dari informasi tersebut.
Dengan menyusun struktur dan alur informasi yang efektif, infografis Anda pun akan lebih mudah dipahami, dan pesan yang ingin disampaikan bisa dicerna tanpa masalah oleh audiens.
Jangan lupa untuk meninjau kembali alur yang telah Anda susun. Periksa apakah ada bagian yang terlalu padat atau kurang jelas, dan lakukan penyesuaian untuk memperbaikinya. Langkah ini akan membantu memastikan setiap bagian informasi Anda disajikan secara logis dan mudah diikuti.
5. Desain dan Visualisasikan Data
Pada tahap desain dan visualisasi ini, data yang sudah Anda kumpulkan akan mulai dituangkan ke dalam bentuk visual. Namun ingat, selalu pastikan informasi Anda diubah menjadi visual yang menarik dan mudah dipahami.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, penting untuk memperhatikan elemen-elemen desain yang akan memengaruhi daya tarik dan keterbacaan infografis Anda. Berikut panduan yang bisa Anda ikuti:
1. Pilih palet warna yang sesuai
Warna berperan penting dalam menarik perhatian audiens dan menyampaikan nuansa data yang disajikan. Jadi, pilihlah palet warna yang relevan dengan tema infografis Anda.
Untuk infografis edukatif atau formal, pertimbangkan warna yang netral seperti biru tua atau abu-abu. Apabila Anda membuat infografis untuk promosi atau media sosial, cobalah menggunakan palet warna cerah seperti kombinasi kuning, oranye, dan biru yang menarik perhatian.
Untuk elemen penting, sebaiknya gunakan kontras tinggi agar tampilannya tidak terlihat menyatu dengan latar belakang. Atau, gunakan palet warna yang menjadi ciri khas Anda untuk turut membangun brand dan memperkenalkannya secara lebih luas.
2. Gunakan font yang mudah dibaca
Pemilihan font yang tepat akan memudahkan audiens memahami konten infografis Anda. Font sans-serif seperti Arial, Helvetica, atau Open Sans sangat cocok untuk teks utama karena terlihat bersih dan modern.
Gunakan font yang lebih tebal seperti Montserrat atau Bebas Neue untuk judul agar lebih menarik perhatian. Hindari font dekoratif atau bergaya tulisan tangan karena sering kali sulit dibaca, terutama dalam infografis yang mengandung banyak data.
Apabila memerlukan panduan dalam memilih font, Anda bisa menyimak artikel kami lainnya tentang font terbaik untuk website dan materi visual.
3. Gunakan grafik yang tepat
Memilih jenis grafik yang sesuai akan membantu menyampaikan informasi Anda dengan lebih jelas. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan diagram batang untuk membandingkan angka, diagram lingkaran untuk menunjukkan proporsi, dan diagram garis untuk tren.
Apabila Anda membuat infografis dengan data sederhana, cobalah menggunakan ikon-ikon kecil yang mendukung penyajian informasi Anda. Misalnya, dalam infografis yang berisi data demografi, gunakan ikon manusia pria dan wanita untuk mewakili data populasi.
4. Perhatikan skala dan proporsi
Pastikan elemen visual disajikan dengan skala dan proporsi yang akurat. Jangan memperbesar salah satu bagian tanpa alasan yang jelas, karena bisa membingungkan audiens. Sebab, ukuran akan memberikan penekanan yang menunjukkan hierarki informasi.
Kemudian, perhatikan lagi ukuran setiap elemen untuk mencerminkan data yang sebenarnya. Contohnya, diagram batang yang menggunakan skala sama untuk setiap kategori akan lebih mudah dipahami daripada diagram dengan ukuran yang tidak konsisten.
5. Gunakan ruang kosong secara strategis
Jangan ragu untuk memanfaatkan ruang kosong atau “whitespace” di antara elemen yang ada dalam infografis Anda. Ruang kosong membantu menampilkan elemen utama agar lebih terlihat dan membuat desainnya lebih rapi.
Infografis yang padat dengan banyak data cenderung sulit dibaca, jadi berilah jarak antara teks, diagram, atau ikon untuk meningkatkan kenyamanan audiens dalam menyimak infografis Anda.
Setelah itu, tinjau keseluruhan desainnya lagi serta pastikan informasinya mudah dibaca dan berpadu dengan elemen visual lainnya agar infografis Anda terlihat lebih profesional.
6. Tinjau dan Uji Coba Infografis
Setelah infografis selesai, penting untuk meninjaunya lagi guna memastikan setiap elemen sudah berfungsi sesuai tujuan. Mulailah dengan memeriksa seberapa jelas data disajikan.
Pastikan elemen visual seperti font dan warna tidak membingungkan audiens, dan cek apakah grafik atau ikon yang digunakan mendukung informasi yang disampaikan.
Mintalah masukan dari rekan kerja atau kelompok audiens tertentu untuk memastikan alur infografis Anda sudah terasa logis dan mudah dipahami. Masukan ini bisa membantu mengidentifikasi bagian yang mungkin masih perlu disempurnakan lagi.
Apabila Anda akan membagikannya di media digital, uji coba tampilannya di berbagai jenis perangkat untuk memastikan desainnya tetap terlihat jelas di layar apa pun. Selain itu, pastikan warna dan ukuran font sudah konsisten agar tampilannya lebih rapi dan profesional.
Terakhir, pastikan poin-poin utamanya sudah cukup jelas sehingga audiens bisa langsung menangkap inti pesan Anda. Dengan melakukan langkah-langkah ini, hasil akhir infografis Anda pun akan lebih efektif dalam menyampaikan informasi sesuai tujuannya.
7. Optimasi dan Mulai Distribusikan Infografis
Sebelum mendistribusikan infografis, Anda masih perlu mengoptimasinya. Langkah ini akan memastikan infografis Anda bisa menjangkau lebih banyak audiens dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Apabila akan dibagikan secara online, lakukan beberapa langkah SEO untuk gambar dan foto. Tambahkan deskripsi teks dengan kata kunci, judul yang menarik, dan alt text. Dengan demikian, infografis Anda akan lebih mudah ditemukan di hasil pencarian.
Pilih saluran distribusi yang paling relevan untuk audiens Anda. Apabila dibuat untuk melengkapi konten blog atau artikel, upload infografis Anda di halaman terkait di website, lalu bagikan konten melalui media sosial.
Manfaatkan platform seperti Pinterest, LinkedIn, dan Instagram untuk membagikan konten visual. Sementara itu, gunakan X (Twitter) atau Facebook untuk menambahkan informasi selengkapnya guna menjangkau audiens yang lebih luas.
Anda juga bisa mendistribusikannya kepada subscriber konten melalui email marketing, terutama kalau informasinya berguna atau relevan bagi mereka. Sertakan link ke infografis atau tambahkan versi ringkasnya dalam email, lalu arahkan audiens ke halaman utama Anda untuk melihat selengkapnya.
Kalau memungkinkan, bagikan infografis melalui platform eksternal atau media lainnya yang relevan dengan topik Anda, misalnya media cetak. Dengan begitu, konten infografis Anda berpotensi menjangkau audiens yang berada di luar jaringan Anda.
Rekomendasi Tool untuk Membuat Infografis
Ada beberapa tool desain yang bisa membantu Anda membuat infografis tanpa perlu memiliki skill desain tingkat lanjut. Berikut tiga tool terbaik yang bisa Anda coba:
1. Canva
Canva menyediakan banyak template infografis yang mudah digunakan dan sangat membantu bagi pemula. Dengan fitur drag-and-drop, Anda bisa menambahkan ikon, gambar, grafik, dan teks dalam berbagai format dengan mudah.
Aplikasi ini juga memiliki fitur kolaborasi sehingga Anda bisa bekerja sama dengan tim Anda secara real-time. Selain itu, tool ini tersedia dalam versi gratis, serta versi berbayar yang menyertakan lebih banyak pilihan desain.
Fitur utama yang bisa dimanfaatkan untuk membuat infografis di antaranya adalah template dan elemen desain siap pakai, font, ikon, dan palet warna yang beragam.
2. Piktochart
Piktochart adalah tool khusus untuk visualisasi data yang menyediakan berbagai fitur untuk membuat infografis berbasis data. Selain template infografis, tool ini memiliki template presentasi dan laporan yang bisa disesuaikan.
Dengan opsi untuk mengimpor data dari spreadsheet dan menyajikannya sebagai grafik dan tabel interaktif, tool ini cocok untuk pengguna yang ingin membuat infografis yang menyajikan data penting.
Beberapa fitur terbaik Piktochart meliputi template khusus untuk infografis, laporan, dan presentasi, grafik interaktif yang bisa diimpor dari spreadsheet, serta pilihan ekspor dalam berbagai format seperti PDF dan PNG.
3. Adobe Illustrator
Adobe Illustrator menyediakan fitur desain yang lebih lengkap untuk membuat infografis. Tool ini cocok untuk desainer berpengalaman yang perlu menyesuaikan banyak hal secara mendetail untuk grafik, ikon, dan warna.
Tool ini juga mendukung fitur vektor untuk memperbesar elemen visual tanpa menurunkan kualitasnya. Platform ini menyediakan berbagai pilihan penyimpanan file dan integrasi dengan software Adobe lainnya sehingga cocok untuk membuat desain yang kompleks dan profesional.
Kesimpulan
Infografis merupakan tool yang efektif untuk menyampaikan informasi secara lebih menarik dalam bentuk visual. Untuk membuatnya, Anda perlu menentukan tujuan dan audiens Anda dulu, mengumpulkan data yang relevan, lalu memilih jenis infografis yang sesuai.
Saat menyajikan informasi dalam infografis, buatlah alur yang logis dan tambahkan elemen visual yang mendukung. Dengan begitu, infografis Anda tidak hanya menarik, tapi juga mudah diikuti dan dipahami.
Jangan lupa untuk meninjau tampilannya lagi di berbagai perangkat. Apabila memerlukan tool untuk membuat infografis, Anda bisa menggunakan Canva, Piktochart, atau Adobe Illustrator sesuai kebutuhan dan tingkat pengalaman Anda.
Dengan mengikuti cara membuat infografis yang dijelaskan di artikel ini, Anda pun siap membuat infografis yang informatif dan mampu menarik perhatian audiens. Selamat mencoba dan semoga berhasil!